Lihat ke Halaman Asli

Debat Kusir Soal Calon Pasangan Ahok

Diperbarui: 7 Maret 2016   02:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa calon pasangan Ahok guna menghadapi Pilkada DKI Jakarta 2017? Masih tanda tanya. Namun diam-diam ada yang mendiskusikannya.  Siapa lagi kalau bukan pengamat politik luar-dalam, atau yang biasa disebut sebagai Trio Kwek Kwek Super Nyinyir alias Trio Kenthir: Dodol, Panjul, dan Peang.  

Trio Kenthir yang tak kalah hebatnya dari Trio Kwek Kwek DPR yang super heboh itu, mencoba menganalisanya dari berbagai sudut kacamata ‘isu politik terkini’. Bak pengamat politik dadakan yang super heboh mereka berdiskusi dan mencarikan solusi bagaimana caranya agar Ahok bisa kembali memimpin DKI Jakarta.

Sambil gebrak-gebrak meja mereka berdiskusi. “Coba apa definisi pasangan?” ujar Dodol. “Ya calon gubernur dan wakil gubernur,” jawab Panjul.  “Betul begitu, tapi apa definisi pasangan?” ujarnya lagi.

Panjul tak menjawabnya, karena pusing dan tak mengerti yang dimaksud oleh Dodol. Peang ikut menyambung, katanya: “pasangan itu dua orang yang dimajukan sebagai satu paket,” tegasnya. “Emang paket hemat atau paket murah apa?” sergah Dodol.

“Coba simak kalimat ini: sepasang pengantin, sepasang muda-mudi, pasangan sepatu, pasangan sendok, dan seterusnya. Artinya, yang namanya pasangan calon gubernur itu harusnya tidak sejenis.  Sekarang lagi heboh soal LBGT bro, heboh karena kampanyenya dibiayai oleh setan gundul agar mereka bisa menyusupkan misinya ke dalam praktek kehidupan kita sehari-hari,” ujar Dodol, dengan penuh semangat.

“Lalu apa hubungannya dengan Pilkada DKI Jakarta?” sergah Panjul. “Ya ampun Panjul, dasar telmi!” sahut Dodol. “Ya apa hubungannya dong?” ujar Peang, mendesak Dodol agar menjelaskan maksud ucapannya.

“Hubungan dengan Pilkada DKI Jakarta 2017? Ya siapa dong yang akan menjadi pasangan Ahok. Seharusnya berpasangan dengan yang berlainan jenis kelamin, masak jeruk makan jeruk.  Apalagi kalau ada yang berpasangan sesama dari Parpol, itu mah jeruk makan batangnya jeruk!” jelas Dodol, membuat Panjul dan Peang jadi garuk-garuk kepala.

“Jadi calon wakilnya Ahok harus berjenis kelamin wanita?” ujar Panjul, meminta ketegasan pendapat Dodol yang dinilainya rada miring. “ Ya seharusnya perempuan, namanya juga pasangan, jangan sampai jeruk makan jeruk  lah! Banyak kok wanita yang bisa dimajukan sebagai wakilnya,” jelas Dodol.

“Wah argumentasinya lemah bro, ini soal siapa yang akan memimpin Jakarta lima tahun ke depan. Jeruk makan jeruk itu mah soal LBGT, sedangkan ini soal poltik!” sahut Peang, sambil menggebrak meja.

“LBGT juga soal politik!” ujar Dodol, balas menggebrak meja. “Coba kamu lihat itu acara-acara di telivisi, pembawa acaranya selebriti terkenal tapi sayangnya kemayu! Nah mereka itu suka sekali kalau ada yang kampanye gratis soal LBGT. Pokoknya pasangan yang paling pas buat Ahok adalah perempuan!” lanjut Dodol, suaranya tetap berapi-api.

“Lantas siapa atau dari partai mana? Dari kader PKS, PAN, PKB, atau PPP? Nggak bisa bro, harom! Pasangan calon itu harus tampil mesra di depan publik. Lha kalau dengan yang bukan muhrimnya apa boleh? Ingat bro LBGT dan hubungan gelap di luar nikah itu dapat menghancurkan moral bangsa!” ujar Panjul, sambil ikut-ikutan menggebrak meja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline