Lihat ke Halaman Asli

Jaringan Besar Bermain di Balik Teror Bom ISIS di Jakarta

Diperbarui: 21 Januari 2016   08:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini belum ada data pasti jumlah anggota ISIS di Indonesia. Merujuk data yang pernah dirilis Polri diperkirakan telah mencapai lebih dari 1000 orang. Sebaran ajaran ideologi radikal ISIS telah meluas dan kian masif di tengah-tengah masyarakat. Ajaran radikal ISIS berhasil memikat banyak orang, dari berbagai latar belakang dan pendidikan. Bukan hanya para residivis teroris, bahkan orang sekelas Direktur BP Batam Dwi Joko Wahono rela meninggalkan jabatannya, pergi ke Suriah beserta keluarganya dan bergabung dengan ISIS.

Mengidentifikasi teroris ISIS tidak mudah, dan tidak lagi bisa diduga hanya dengan cara-cara visual, misalkan dari jenggot, baju gamis dan celana panjang gantung. Dua pelaku teror bom di kawasan Sarinah mengenakan celana jins, kaus, topi, sepatu, dan ransel. Terlihat seperti orang muda umumnya, dan mereka sempat membaur dalam kerumunan warga yang menyaksikan peristiwa itu di tempat kejadian.  

Seusai peristiwa teror bom di kawasan Thamrin, Kamis (14/1) lalu Tim Densus 88 Antiteror Polri bergerak cepat, dan telah menangkap 13 orang terduga teroris. Adapun 13 orang terduga teroris yang tertangkap itu: 3 orang di Cirebon, 2 orang di Indramayu, 4 orang di Bekasi, 2 orang di Tegal, 1 orang di Cipacing(Jawa Barat), dan 1 orang di Balikpapan (Kaltim). Tidak semua 13 orang terduga teroris itu terkait langsung dengan teror bom di kawasan Thamrin. “Ada 6 orang yang berhubungan langsung dengan seorang pelaku,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Anton Carlian, Selasa (19/1). Hasil pemeriksaan polisi keenamnya diketahui menerima SMS dari Dian (salah seorang pelaku yang tewas) sebelum serangan bom dilakukan.   

Masih terkait kasus teror bom di kawasan Thamrin, Tim Densus 88 Antiteror Polri telah membawa seorang narapidana kasus terorisme yang tengah mendekam di Lemabaga Pemasyarakatan (LP) Kembang Kuning Pulau Nusakambangan ke Jakarta. Narapidana Syaiful Anam alias Mujadid alias Brekel alias Idrus alias Joko diduga terlibat secara tidak langsung dalam aksi teror di kawasan Thamrin.

Di LP Kembang Kuning, Tim Densus 88 sempat melakukan penggeledahan selama hampir 2 jam, dan menemukan telepon genggam dan penguat sinyal di duga milik Syaiful. Sekali lagi, lemahnya pengawasan terhadap penggunaan telepon genggam dan internet di Lembaga Pemasyarakatan menimbulkan masalah. Tidak tertutup kemungkinan dari dalam sel di Lembaga Pemasyakatan para simpatisan ISIS juga melakukan cyber war melalui media jejaring sosial.

Teror bom Thamrin dilakukan oleh ISIS. Ada empat pelaku teror bom di kawasan Thamrin yang tewas di tempat kejadian, yakni: Muhammad Ali, Afif alias Sunakim, Ahmad Muhazan, dan Dian Joni Kurniadi. Perkembangan terakhir bahwa dari keempat pelaku tersebut tiga diantaranya: Afif, Ali,  dan Dian memiliki keterkaitan yang jelas dengan ISIS di Indonesia.

Sekitar tiga minggu sebelum peristiwa teror Thamrin terjadi, Tim Densus 88 telah menangkap Arif Hidayatulloh alias Abu Mush.ab di sekitar Taman Harapan Baru, Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi. Dari penangkapan Arief dikembangkangkan dan terungkap jaringannya di Tasikmalaya dan Bandung. Seorang warga Uighur juga ikut diciduk. Mereka mengakui di depan penyidik bahwa aktivitas mereka didanai dan digerakkan oleh Bahrun Naim, anggota ISIS dan tinggal di Raqqa.

Berdasarkan paparan di atas tergambar bahwa pelaku bom Thamrin merupakan sebuah jaringan yang besar, bahkan terkait juga didalamnya kelompok Santoso yang tengah bergerilya di Poso. Keempat pelaku teror yang tewas di tempat kejadian hanyalah operator lapangan. Seberapa lebar dan dalam pengaruh jaringan itu dalam sendi-sendi politik, keamanan, dan juga kelangsungan NKRI perlu pendalaman serius oleh banyak pihak. Siapa yang menjadi kordinator aksi di lapangsn dan juga siapa perencana dan pengatur strategi belum terungkap. Bisa jadi si kordinator itu pada saat kejadian menyamar sebagai wartawan, atau tidak tertutup kemungkinan mereka berada di antara kerumunan masyarakat yang menonton peristiwa itu atau pun mengamati kejadian itu dari dalam kamar sebuah hotel yang ada di dekat tempat kejadian.

Dibalik aksi 4 pion pasti ada perwira catur yang berfungsi sebagai pengawas yang memastikan aksi tersebut bisa mencapai target dan memberi keuntungan posisional atau keunggulan materi permainan (berupa propaganda). Teror bom Thamrin sepertinya hanyalah bagian kecil dari target besar ISIS di Indonesia: perkenalan, pelemahan pertahanan lawan dan teror mental yang memancing kegaduhan, delegitimasi pemerintah yang berdampak instabilitas politik, dan kontroversi atau perdebatan di dunia nyata maupun di dunia maya.  

Video yang memperdengarkan bantahan Bahrun Naim bahwa dirinya tidak terlibat teror bom Thamrin diduga kuat hanya sebagai akal-akalan semata. Bahrun Naim sadar betul bahwa akibat terungkapnya para pelaku teror bom yang tewas di tempat kejadian akan menyebabkan jaringannya yang ada di Indonesia akan diobok-obok dan disapu oleh Tim Densus 88 Antiteror Polri.

*****

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline