menari dan bernyanyilah
wahai malamku
dalam irama matahari
yang paling membakar
tenggelamkan daku
ke dalam gemersik reranting pinus
yang paling ikhlas
ketika melepaskan dedaun keringnya
yang melayang jatuh
ke laut sunyi
menarilah dan bernyanyilah
wahai malamku
bagai senandung serumpun bambu
yang tetap kokoh berdiri
ketika badai berlalu
yang tetap bertunas
meski El Nino datang
membakar
mata kejora menatapku
dari suatu ketinggian yang jauh
aku ingin menjangkaunya
sebagaimana kerinduanku
menjangkau keluasan samudera
menyelami palungnya yang paling dalam
panggil panggilah ia
agar segera mendekat
dan merapat
di sini aku
merindu
aku si anak kembara
tak tentu arah langkah kakiku
kuikuti irama pagi yang bangkit
kucontoh cara beburung terbang
kutelusuri sungai kehidupan
dengan berperahu rindumu
agar dapat kau lihat
rupa wajahku
yang mencarimu
menari dan bernyanyilah
wahai malamku
dalam irama tarian para pemujamu
di malam sunyi
dapatkah kau rasakan aku
yang kian melemah di dalamnya
di kedalaman laut misterimu
tempat cinta kekal dicari
dan bersemayam
abadi!
******
Batam, 2016.
Sumber Ilustrasi: