Lihat ke Halaman Asli

Siapa Riza Chalid Sesungguhnya?

Diperbarui: 12 Desember 2015   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) Kahar Muzakir menilai Presdir PT. Freeport Indonesia Maroef Syamsoeddin telah mengadu domba Presiden, DPR dan seluruh rakyat dengan pihak asing.  Hal ini dikatakan Kahar Muzakir lantaran Maroef tidak bersedia meminjamkan bukti rekaman original percakapannya dengan Setya Novanto dan Riza Chalid. “Ya asal muasalnya kan bukti rekaman dan rekamannya enggak mau dikasih ke kita, kan ini mau mengadu domba namanya. Sesama anak bangsa oleh perusahaan asing,” ujar Kahar, Jumat (11/12).

Kentara sekali Kahar tengah berupaya menekan Maroef sebagai Presdir PT. Freeport Indonesia. Maroef hanya sebagai saksi, dan substansi tugas Kahar sebagai Wakil Ketua MKD adalah untuk membuktikan ada atau tidak pelanggaran etika yang telah dilakukan oleh Novanto terkait kasus papa minta saham. 

Kenapa bukti rekaman original yang dipersoalkan, bukannya malah menggali substansi benar atau tidak telah terjadi pelanggaran etika? Kalaulah MKD meragukan kesaksian Sudirman Said dan Maroef Syamsoeddin, mungkin karena ada keterangan Novanto yang bertentangan dengan copi rekaman tersebut, seharusnya MKD mengumumkan secara resmi menolak kesaksian Sudirman Said dan Maroef.

Pembelaan yang terkesan membabi buta karena panik yang diperlihatkan oleh Setya Novanto dan para pendukungnya terkesan mencari-cari celah mengulur waktu, lalu coba membalikkan situasi dengan menyudutkan Sudirman Said dan Maroef sebagai pihak yang melakukan mufakat jahat terhadap Ketua DPR RI Setya Novanto.

Klarifikasi dari Luhut Panjaitan yang menyatakan bahwa tidak pernah berbicara dengan Setya Novanto dan Riza Chalid terkait perpanjangan kontrak karya Freeport merupakan pukulan telak bagi upaya yang dilakukan oleh Setya Novanto dan para pendukungnya. “Saya ingin menggarisbawahi, saya tidak pernah berbicara dengan Setya Novanto apalagi Riza,” kata Luhut, Jumat (11/12).  

Parnyataan Luhut ini memperkuat posisi Sudirman said sebagai pihak pengadu adanya pelanggaran etika oleh Novanto.  Memperkuat pula posisi Maroef Syamsoeddin sebagai pihak perekam pembicaraan itu karena munculnya Riza Chalid dalam pertemuan kedua adalah suatu hal yang mencurigakan di mata Maroef yang sudah pasti tahu siapa lawan bicaranya. Sehingga ketika pertemuan ketiga terjadi Maroef merekamnya.

Maroef Syamsoeddin bukan militer biasa, ia jendral bintang dua dan merupakan anggota pasukan khusus TNI AU.  Ketika mengakhiri karirnya di TNI posisinya adalah Wakil Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN).  Siapa pun tahu bahwa posisi Wakil Kepala BIN adalah karir tertinggi bagi intelijen profesional, dan hanya yang terbaik yang dapat menempati posisi itu.

Sudah pasti Maroef mengetahui banyak apa yang terjadi di Indonesia, termasuk hal-hal yang belum diketahui oleh anggota DPR RI seperti si Kahar Muzakir itu.  Tersirat dari sikap, percakapan, dan penjelasan Maroef ketika diminta kesaksiannya oleh MKD bahwa ia (Maroef) sepertinya menaruh perhatian khusus terhadap sepak terjang Riza Chalid.  Siapa Riza Chalid sesungguhnya, agen intelijen asing kah?

Obrolan yang ngalar ngidul, yang menurut Maroef terlalu melebar ke mana-mana harus kita cermati. Bisa jadi Riza Chalid sama waspadanya dengan Maroef. Kalau menyimak omongan Riza Chalid yang ceplas ceplos dalam banyak hal, termasuk hal-hal yang sifatnya sensitif bila didengar publik, ada kemungkinan Riza Chalid mengetahui bahwa pertemuan itu direkam oleh Maroef. 

Riza sepertinya membaca isi kepala Maroef, dan sengaja berbicara tentang hal-hal yang sangat sensitif yang terkait banyak nama agar terekam, maksudnya agar Maroef tidak sembarangan membocorkan isi pertemuan mereka ketika itu. Kehebohan terjadi ketika rekaman isi pertemuan itu beredar ke publik.  Apakah Maroef membocorkan hal ini ke publik?

Ada kemungkinan Riza Chalid juga merekam pertemuan tersebut, jangan-jangan yang bocor ke publik itu rekaman yang dilakukan oleh Riza Chalid.  Targetnya, membungkam Luhut Panjaitan dan menciptakan banyak kegaduhan.  Sikap MKD yang ngotot ingin mendapatkan rekaman original dari tangan Maroef sudah pasti ditolaknya, karena Maroef tahu ada rekaman lain yang beredar di luar rekamannya yang telah dicopi dan disampaikan ke MKD sebagai barang bukti.  Siapa Riza Chalid sesungguhnya?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline