Sebuah nyanyian terdengar nyaring dan merdu
membakar hati dan relung-relung kesadaran diri
nasib si papa seakan sampah yang tidak berarti
mereka, perampok yang tak ingin dikata maling
Pejabat dan petinggi negara asyik bermain saham
berebut bagaikan anjing yang tak kunjung kenyang
keping-keping dolar berjatuhan bagai hujan lebat
di bagian lain, rakyat sengsara berharap bantuan
Negeriku, negara yang kaya raya dan indah permai
di buminya tumbuh rumput emas memenuhi gunung
anak-anak pribumi dihalau menjauh bagaikan hewan
mereka berpesta, bernyanyi ria di atas derita rakyat
Lihatlah kegaduhan mereka di gedung yang megah itu
orang-orang pintar berlaku tolol karena buta hatinya
mengaku dirinya suara rakyat, wakilnya nurani rakyat
rakyat pun berpikir, entah rakyat mana dimaksudnya
Negeriku, negara yang kaya dengan politikus kaya raya
para pedagang kursi dan meja, mencari lahan berbisnis
lantang berkata berjuang demi rakyat, untuk kemajuan
sementara mulut berkoar, tangan menjarah harta rakyat!
*******
Batam, 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H