Lihat ke Halaman Asli

Bukalah Topengmu

Diperbarui: 14 Oktober 2015   15:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Bukalah topengmu…ingin kulihat wajahmu…bla bla bla begitulah bunyi lagu yang  terkenal itu. Tulisan ini tidak bermaksud membahas lagu apik itu dan tidak pula ingin menyoroti kasus urat dan surat dari si penyanyinya yang terkenal ganteng dan play boy itu…kasus video orang miskin (porno) yang sempat menjeratnya hingga masuk Lapas Sukamiskin.  Tulisan ini asli berbicara tentang wajah-wajah bertopeng yang kian populer di Republik ini.

Sebuah pertunjukan di atas panggung musiman, pentas Tari Topeng. Betapa lincah dan bertenaga gerakan para penarinya. Diiringi irama musik yang ritmisnya penuh dengan hawa mistis, sosok yang bergerak di balik topeng itu susah ditebak bagaimana watak aslinya. Dia tenggelam dalam skenario gerak yang dirancang oleh sang kreografer tari, dia tenggelam dalam penjiwaan terhadap gerak dan perannya, dan dia menari-nari dalam irama gendang yang ditabuh dari tempat yang tersembunyi.

Ketika malam mulai kehabisan gelapnya, perlahan-perlahan irama musik menghilang, perlahan-perlahan penonton mulai sepi, gerak tari erotis yang mengumbar syahwat itu perlahan-lahan terhenti. Sang penari coba membuka topengnya, ingin menatap seberapa remangkah malam yang masih tersisa. Alangkah kagetnya dia ternyata hari telah siang, telah nampak jelas segala yang samar, telah sirna keremangan malam yang melindungi penyamaran dirinya. Tiada tiada… tiada lagi tempat yang tak bermata dan bertelinga, tiada lagi tempat yang sunyi dari suara-suara. Dunia kian terang benderang!

Wajah-wajah bertopeng ada di mana-mana. Ada di sudut-sudut kota yang kumuh, ada di kampus-kampus, ada di kantor-kantor, ada di dalam gedung DPR yang megah itu, dan banyak juga yang bergentayangan di dunia maya. Wajah-wajah bertopeng adalah wajah-wajah yang menyembunyikan jati dirinya. Wajah-wajah yang bermain-main dengan hatinya. Wajah-wajah yang menatap dunia dengan rasa curiga dan was-was.  

Wajah-wajah yang menatap setiap peluang sebagai medan tempur  hidup dan mati.Wajah-wajah yang terkungkung oleh peran-peran dalam sandiwara politiknya , dunia abu-abu yang berlangitkan kepalsuan. Simak dan dengarlah suara-suara nyanyian pada setiap tariannya, pada setiap gerak-gerik dan sepak terjangnya, burung-burung gagak pun gemetar mendengarnya. Apakah sungai-sungai dan langit kita hari ini semakin jernih? Tanyakan kepada mereka yang masih juga bermain-main dengan topengnya! Bukalah topengmu, agar kukenali wajahmu……………

 

Batam, 2015.

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline