Lihat ke Halaman Asli

Gara-gara Foto Selfie

Diperbarui: 20 September 2015   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Aha kucingku sedang bikin masalah.  Soalnya sepele saja, dia masuk diam-diam ke dalam sebuah restoran, lalu menyusun sebuah lelucon. Kucingku yang jenaka itu lalu berfoto selfie ria menunjukkan setumpuk piring-piring yang seluruh isinya seakan-akan telah ia curi dan dibikin ludes bin licin.

Singkat cerita foto itu tiba-tiba tersebar ke internet dan membikin heboh dunia maya. Adalah Tikus Curut (TC) yang sangat membenci kucingku yang kuberi nama Ringo (R). TC yang terus-terusan mengintai R karena sebab musabab kebencian turun-menurun,  kebencian karena tikus dan kucing tidak pernah rukun, berhasil menemukan foto selfie itu dan mempergunakannya sebagai senjata untuk menghancurkan populeritas R yang telah terkenal di seantero jagad perkucingan.  TC berasal dari kasta pencuri, sedangkan R dari kasta penegak hukum.

Lalu beredarlah sebuah artikel lengkap dengan foto selfie itu.  Judul artikel itu: PENCURI BERSELFIE RIA DI RESTORAN. Sontak artikel itu menjadi perhatian dan dibaca serta dikomentari oleh banyak orang. Foto R yang sangat terkenal itu menjadi sorotan. Kok bisa-bisanya kasta penegak hukum mencuri dan berselfie ria.

Adalah kelompok anjing pelacak yang kritis terhadap isi artikel itu.  Si Dogi (D) sangat antusias mengikuti perkembangan artikel itu.  Dalam sebuah komentarnya D menulis: “ tuan TC  sungguh hebat anda telah berhasil menampilkan sebuah berita yang sangat panas,  sungguh cemerlang, tetapi dari mana anda bisa berhasil mendapatkan foto itu, dari hasil mencurikah? Aha pencuri berhasil mencuri foto pencuri. Lalu apa motivasi anda, pemerasan kah atau sekedar melampiaskan dendam sakit hati kah, atau anda sedang berusaha menjadi yang paling populer dan yang paling favorit di Kompasiana?”

Komentar dari D itu membuat telinga TC menjadi tambah panjang dan memerah, dengan nada esmosi dia pun membalas komentar itu. Katanya: “tuan D anda bangsa pelacak yang nggak punya nalar, sudah jelas-jelas itu foto adalah fakta yang tak terbantahkan, kenapa anda masih juga membela R yang sok taat hukum itu namun ternyata juga pencuri?”

Lalu D membalas komentar itu. “Tuan TC kenapa anda menjadi marah karena pertanyaan-pertanyaan saya? Aha yang marah dan esmosi itu pastilah yang merasa punya salah.  Merasa malu kah? Lho R yang fotonya anda pajangkan itu saja tidak marah, malah tenang-tenang saja. Kenapa anda yang merasa telah menemukan sebuah kebenaran kok justru merasa tegang dan marah-marah? Ahai hai ada yang sedang menyusun strategi guna memuluskan ambisinya menjadi yang terfavorit!?”

Di suatu tempat yang tak terlihat oleh keduanya, R mengikuti segala perkembangan yang terjadi sambil tertawa dan senyum-senyum sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline