Lihat ke Halaman Asli

Guncangan di Dunia Pendidikan: Seorang Profesor Tersandung Kasus Plagiarisme

Diperbarui: 18 November 2024   19:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Seorang Profesor seharusnya melakukan penelitian untuk mendapatkan jawaban atau solusi yang bisa dipercaya dan digunakan sebagai sumber yang valid, melatih para akademisi muda/mahasiswa. Namun, ternyata seorang Profesor saja yang sudah menerima pendidikan tertinggi bisa melakukan kecurangan akademik dalam bentuk memanipulasi data sebuah makalah. Bukankah Profesor seharusnya menjadi pedoman bagi para akademisi dan pelajar muda? Perilaku ini yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang Profesor dengan pengalaman pendidikan dan menjadi sumber terpercaya ternyata melakukan perbuatan licik di belakang hadapan orang-orang. Hal tersebut merusak dan mencemari reputasi seorang Profesor juga kepercayaan publik terhadap institusi pendidikannya.

Salah satu Profesor dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta yang merupakan dekan fakultas ekonomi melakukan plagiarisme. Profesor bernama Kumba Digdowiseiso mencatut sejumlah nama dosen Unversitas Malaysia Terengganu (UMT) tanpa izin. Profesor Kumba Digdowiseiso menulis makalah dengan nama sejumlah dosen dan nama lain dari departemen Universitas Malaysia Terengganu (UMT) dengan situasi dimana mereka tidak mengenal Kumba, tidak ada kesepakatan diantara pihak UMT dan Kumba.

Menurut idntimes.com, Profesor Kumba Digdowiseiso dengan pihak Universitas Nasional (Unas) menyatakan kebohongan dimana beliau mengaku telah berhubungan dengan salah satu dosen UMT dan mengatakan kepada "Retraction Watch" bahwa masalah ini sudah dinyatakan selesai dengan pernyataan yang sudah diberikan oleh beliau. Namun, masih banyak nama departemen UMT yang tetap dipublikasikan secara online sehingga membuat Fakultas Bisnis, Ekonomi, dan Pembangunan Sosial di UMT ikut terdampak. Pihak Unas juga menyatakan bahwa Faculty of Business, Economics, and Social Development (FBESD) UMT sudah melakukan rapat internal dan memutuskan bahwa hal tersebut merupakan masalah pribadi. Unas menerangkan, Profesor Kumba sebagai Dekan FEB Unas dan Profesor Suriani sebagai Dekan FBESD UMT bersama Dr. Jumadil Saputra akan berkolaborasi, walaupun semua pernyataan tersebut tidak diakui oleh pihak UMT dan merupakan sebuah kebohongan.

Seekor kucing sering kali dianggap sebagai hewan yang tidak terlihat jahat namun bisa bersikap licik. Secara umum, kucing memiliki tampilan yang manis dan menggemaskan, namun di balik itu, mereka juga dikenal sebagai hewan yang cerdik dan pandai memanipulasi situasi untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Sama seperti Profesor Kumba Digdowiseiso, seorang Guru besar yang seharusnya menjadi teladan dalam integritas akademik, namun bersifat manipulatif dan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Tindakan tersebut tidak hanya merusak reputasi pribadi sang profesor, tetapi juga mencemari kepercayaan publik terhadap institusi pendidikan yang diwakilinya. Meskipun seorang profesor sering kali dipandang sebagai otoritas yang berpengetahuan luas dan berintegritas tinggi, penting untuk diingat bahwa mereka juga manusia yang bisa melakukan kesalahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline