Lihat ke Halaman Asli

Benhard Masalle Bua

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional - UPN "Veteran" Yogyakarta

MEDICA 2023 sebagai Pintu Perluasaan Akses Pasar ke Eropa yang Ditandai dengan Kerjasama dan Transaksi Dagang oleh Perusahaan Alat Kesehatan Indonesia

Diperbarui: 3 Desember 2023   19:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam menjalankan politik luar negerinya, Indonesia memiliki sebuah doktrin politik luar negeri yang terbilang cukup unik yang digambarkan sebagai "bebas dan aktif". Apabila doktrin ini dijabarkan maka, dapat dimaknai bahwa "bebas" berarti Indonesia tidak memihak salah satu dari negara-negara yang memiliki kekuatan di dunia, dan "aktif " berarti Indonesia berperan aktif dalam penyelesaian masalah internasional secara damai. Doktrin "bebas dan aktif" membuat Indonesia tidak terikat pada negara adidaya maupun pakta militer apapun, melainkan membuat Indonesia menjadi negara yang mandiri dan aktif demi kepentingan nasional serta menjadikan Indonesia lebih mudah untuk menjalin hubungan dengan negara lain. Namun, pada penerapan doktrin "bebas dan aktif" selalu menyesuaikan dari pandangan masing-masing presiden yang menjabat.

Pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, doktrin "bebas dan aktif" menjadi landasan dari kebijakan luar negeri Indonesia. Kebijakan luar negeri Indonesia yang dibawa oleh Presiden Joko Widodo lebih mengutamakan pada kepentingan nasional dan keuntungan dalam negeri dari hubungan luar negeri, sehingga kebijakan luar negeri dapat berperan dalam mendorong pembangunan bangsa. Pembangunan nasional yang didorong oleh Presiden Joko Widodo memiliki 4 tujuan utama: prioritas pembangunan ekonomi, melestarikan stabilitas internal dan kawasan, perlindungan terhadap keutuhan wilayah negara, melibatkan peran rakyat dalam menjaga keamanan nasional dan dalam pembentukkan politik nasional. Arah kebijakan luar negeri yang dibawakan oleh Presiden Joko Widodo lebih memfokuskan pada perdagangan dan juga investasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi.

Untuk mendukung bidang perdagangan, Indonesia melakukan perluasan akses pasar hingga ke Eropa melalui pameran alat kesehatan MEDICA 2023 di Dsseldorf. MEDICA 2023 yang diadakan di Dsseldorf Jerman merupakan pameran perdagangan B2B medis terbesar di dunia, dimana ada berbagai macam produk dan layanan inovatif dari bidang pencitraan medis, teknologi laboratorium, diagnostik, TI kesehatan, kesehatan seluler serta fisioterapi/teknologi ortopedik dan bahan habis pakai medis yang disajikan pada pameran ini. Perusahaan alat kesehatan Indonesia juga mengambil bagian dalam acara yang diikuti oleh lebih dari 6.200 perusahaan multinasional yang memamerkan lebih dari 22.000 jenis alat kesehatan. Ikut andilnya Indonesia pada salah satu pameran alat kesehatan ini menjadi suatu bentuk ketegasan dari Indonesia untuk memperluas akses pasar alat kesehatannya hingga ke Eropa. Dengan ikutnya Indonesia dalam pameran ini sekaligus menjadi salah satu ajang untuk Indonesia menunjukkan kapabilitas perusahaan Indonesia dalam memproduksi alat kesehatan yang berstandar internasional, yang didorong oleh kolaborasi dari KBRI Berlin dengan Kemendag, Kemenkes, dan Asosiasi Produsen Alkes Indonesia (ASPAKI).

Dalam Perhelatan pameran MEDICA 2023, Paviliun Indonesia dibuka oleh Duta Besar RI untuk Republik Federal Jerman, Arif Havas Oegroseno yang dihadiri oleh Ditjen Farmasi dan Alat Kesehatan-Kemenkes RI, Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional-Kemendag RI, Konsul Jenderal RI di Frankfurt, dan delegasi dari industri kesehatan Indonesia. Paviliun Indonesia menempati Hall 17, dengan 13 perusahaan yang berpartisipasi, serta 1 perusahaan lain yang ikut pada hall terpisah. Paviliun yang ditempati oleh Indonesia bersanding dengan negara-negara lain, namun Indonesia tidak kalah saing dari paviliun negara/wilayah lain seperti Perancis, Italia, Amerika Serikat, Belgia, Jepang, China, Maroko, Pakistan, Swiss, Brazil dan Taiwan.

Pada MEDICA 2023 perusahaan Indonesia menampilkan banyak alat kesehatan yang sangat beragam dan juga unggul, seperti peralatan cangkok tulang, mesin kolposkopi, ICU ventilator, sekrup sistem tulang belakang, ranjang elektrik rumah sakit, jarum suntik, peralatan bedah, peralatan pemindaian kardiografi, mesin proses dialisis, mesin humidifier, sarung tangan bedah, peralatan tes reagen, dan perlengkapan bedah sekali pakai. Dalam pelaksanaan MEDICA 2023, selama empat hari perusahaan alat kesehatan Indonesia telah melakukan kerjasama dan juga transaksi dagang senilai Rp 363,08 miliar (USD 21,5 juta). Kerjasama dan transaksi dagang yang terjadi pada perhelatan MEDICA 2023 dilakukan oleh PT Graha Tekno Medika, PT Forsta Kalmedic Global, PT Kalgen DNA, PT Swayasa Prakarsa, PT Prima Alkesindo Nusantara, dan PT IDBH Utama Jaya, dan bersama dengan mitra-mitra bisnis internasional lainnya dari Jerman, Swiss, Perancis, Belanda, China, dan juga Vietnam.

Tidak hanya dilakukan transaksi dagang dan kerjasama, perusahaan Alkes Indonesia juga meluncurkan produk Bone Graft yang terbuat dari cangkang telur. Bone Graft merupakan material pengganti tulang yang kemudian digunakan untuk mempercepat penyembuhan dari tulang pada kasus patah tulang dengan defek tulang. Bone Graft ini mengandung kalsium yang berasal dari cangkang telur ayam yang telah melalui proses pemurnian mutakhir agar mendapatkan kalsium murni, yang mana sangat ramah pada lingkungan dan diklaim sebagai yang pertama di dunia yang menggunakan bahan baku natural. Produk Bone Graft merupakan hasil dari kolaborasi antara Universitas Gadjah Mada dengan PT Berkah Instalasi Medika dan PT Astra Komponen Indonesia.

Indonesia juga melakukan ekspor alat-alat kesehatan ke Jerman sesuai dengan upaya yang dilakukan Indonesia guna memenuhi 10 kebutuhan impor utama Jerman. Dimana pada tahun 2022, kelompok produk alat kesehatan (HS90) menjadi urutan kelima kelompok produk yang paling banyak diimpor oleh Jerman. Total perdagangan yang dilakukan oleh Jerman dengan dunia pada produk alat kesehatan (HS90) sebesar USD 125,8 miliar, dengan impornya sebesar USD 46,9 miliar. Tren impor Jerman pada alat kesehatan (HS90) selama periode 2018-2022 meningkat 1,22%. Sementara, ekspor produk alat kesehatan Indonesia ke Jerman pada tahun 2022 sebesar USD 53,8 juta.

Implementasi dari kebijakan luar negeri Presiden Joko Widodo yang berfokus pada perdagangan dan investasi guna mendorong pembangunan ekonomi, bisa dilihat dari upaya Indonesia memperluas pasarnya hingga ke Eropa melalui MEDICA 2023 yang diadakan Dsseldorf Jerman. Dengan adanya kerjasama dan transaksi dagang yang dilakukan oleh perusahaan alat kesehatan Indonesia dapat menjadi pintu bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor alat-alat kesehatan ke negara-negara lainnya serta menjadi ajang bagi Indonesia untuk menunjukkan kapabilitasnya dalam menciptakan alat kesehatan, yang dimana keduanya dapat menjadi salah satu faktor untuk mendorong pembangunan ekonomi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline