Aktifitas masyarakat yang masih dilakukan sampai hari ini adalah membakar sampah rumah tangga di lingkungan rumah. Membakar sampah menjadi hal yang dianggap lumrah bagi sebagian orang dengan maksud ingin menghilangkan sampah.
Akan tetapi, alih-alih menyelesaikan permasalahan sampah, tindakan membakar sampah justru menyebabkan banyak efek negatif. Tidak hanya memberi dampak buruk terhadap lingkungan sekitar, tetapi juga memberikan dampak buruk bagi kesehatan fisik.
Adapun dampak terhadap lingkungan adalah tercemarnya udara dan tanah akibat kandungan zat kimia yang terdapat didalam sampah yang menyebar di udara dan tanah karena proses pembakaran.
Udara yang tercemar juga membahayakan bagi makhluk hidup disekitar tempat pembakaran seperti manusia atau masyarakat sekitar, hewan, bahkan tanaman.
Selain itu sisa dari pembakaran yang mencemari air dan tanah dapat memasuki rantai makanan manusia melalui makanan dan hewan ternak.
Asap yang dihasilkan dari pembakaran sampah bisa mengganggu ketentraman masyarakat luas. Residu asap dan bau dapat masuk ke dalam rumah dan juga dapat memberikan efek bagi kesehatan orang lain.
Orang yang terpapar polutan lewat udara bisa mengalami iritasi pada saluran pernapasan, bahkan bisa menyebabkan infeksi paru-paru (pneumonia).
Beberapa bahan kimia berbahaya yang dilepaskan selama pembakaran adalah yang berasal dari sampah plastik (dioksin). Bahan kimia lain yang diepaskan adalah benzo(a)pyrene (BAP) dan polyaromatic hydrocarbon (PAH) yang terbukti dapat menyebabkan kanker.
Membakar kayu dan daun yang berguguran dapat menghasilkan asap yang mengandung uap dan partikel yang akan menghasilkan berbagai jenis gas seperti karbon dioksida dan karbon monoksida.
Adapun dampak bagi kesehatan yang paling sering adalah gangguan pernapasan akut hingga penyakit kronis.