Lihat ke Halaman Asli

Ronaldo Has Left the Field

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1297870992755976557

Jika dunia musik mengenal idiom "Elvis has left the buiding" untuk mengungkapkan betapa dunia kehilangan penyanyi kenamaan nan karismatik itu, maka sepatutnya pula pecinta sepakbola menambatkan idiom "Ronaldo has left the field" untuk menyambut pensiun salah satu pemain sepak bola terbaik dunia ini. Ronaldo tak kuasa menahan emosinya, saat mengumandangkan gantung sepatunya.  "Sangat sulit meninggalkan sesuatu yang membuat saya begitu bergembira," ujar Ronaldo sambil berlinang air mata. "Secara mental saya ingin terus, tetapi saya harus mengakui tubuh saya tidak bisa lagi." Bukan rahasia lagi bahwa kondisi fisik pemain berjuluk "Sang Fenomena" ini jauh dari prima. Rentetan cedera datang silih berganti menerpa pemain bernama lengkap Ronaldo Luiz Nazario de Lima. Belakangan diketahui bahwa Ronaldo mengidap penyakit hypothyroidism, penyakit yang membuat produksi metabolisme tubuh lebih lambat. Ditambah dengan kebiasaan buruknya yang selalu ngelayap saban hari di klub malam, membuat Ronaldo tidak bisa menjaga berat badan dan kurang istirahat. Akibatnya Ronaldo selalu tampak lemas dan tidak bergairah di lapangan. Bahkan berat badannya yang jauh dari ideal, sukses membuatnya mendapat julukan "Si Gendut Ronaldo". "Saya memikirkan mengenai hal ini dan menyadari bahwa inilah waktunya. Saya telah memberikan semua yang saya punya. Di balik pribadi yang saya tunjukkan, saya juga memiliki kelemahan-kelemahan dan ketakutan-ketakutan," ujarnya terisak. [caption id="attachment_90384" align="alignnone" width="300" caption="Ronaldo menyampaikan pensiunnya ditemani dua putranya Alex dan Ronald"][/caption] Meskipun berakhir pahit, dunia akan tetap mengenangnya sebagai legenda sepakbola dunia. Dunia pasti tidak akan lupa dengan "Sang Fenomena" yang berhasil menyabet tiga gelar pemain terbaik dunia, dua kali mengangkat piala dunia, serta segudang gol-gol yang dilesakkan ke gawang lawan. Bisa dibilang dialah pemain terbaik sepak bola modern setelah Pele yang ikut membawa Brazil memenangi tiga piala dunia. Akan tetapi Pele sendiri tidak mampu menandingi rekor 15 gol di piala dunia  yang dibuat Ronaldo. Mengawali kariernya di Cruzeiro, Ronaldo sudah menunjukkan bakat yang luar biasa dalam menyarangkan bola ke gawang lawan. Terbukti dengan rasio 41 gol dari 45 pertandingan, atau setara dengan mencetak 0,911 per pertandingan. Seperti kebanyakan pemain Amerika Latin, bakatnya yang fantastis menarik minat sejumlah klub Eropa untuk menikmati servisnya. [caption id="attachment_90386" align="alignnone" width="300" caption="Meniti karier sejak remaja"]

12978708421957551170

[/caption] Seakan tanpa kesulitan berarti walau musim pertamanya di Eropa, pemain kelahiran Rio De Janeiro ini sukses mengemas 54 gol dalam 58 pertandingan. Bayangkan saja Ronaldo hanya absen 4 pertandingan saja tanpa gol. Prestasi tersebut membawanya untuk pertama kalinya memperoleh Gelar Pemain Terbaik Dunia FIFA. [caption id="attachment_90387" align="alignnone" width="300" caption="Debut menawan di Eindhoven"]

1297871328942832489

[/caption] Setahun kemudian ia berlabuh menuju klub yang mempunyai tradisi sepakbola kuat di Eropa, Barcelona. Di klub Catalunya tersebut, Ronaldo berhasil menyumbangkan 47 gol dari 49 pertandingan. Serupa dengan tahun sebelumnya, Ronaldo sukses mengangkat piala Pemain Terbaik Dunia FIFA. Kariernya berlanjut di Inter Milan. [caption id="attachment_90385" align="alignnone" width="300" caption="Ronaldo di Barcelona"]

12978711211076682400

[/caption] Ronaldo mengecap masa keemasannya ketika untuk kedua kalinya setelah 1994,  sukses membawa Brazil kembali menjadi juara dunia tahun 2002. Bahkan di penghujung tahun, Ronaldo sukses untuk ketiga kalinya mengangkat piala Pemain Terbaik Dunia. Suksesnya di piala dunia, membuat ia diboyong ke klub kaya raya Real Madrid untuk bergabung dengan skuad mega mewah "Los Galaticos". [caption id="attachment_90383" align="alignnone" width="300" caption="Ronaldo mengecap manisnya piala dunia 2002"]

12978705061177253187

[/caption] Di Real Madrid dia mendapatkan segalanya. Kekayaan, ketenaran, kesuksesan, semua telah ia raih. Sempat bersinar beberapa musim dengan sukses menyumbangkan gelar liga Spanyol, penampilan Ronaldo terus menurun. Kegandrungannya terhadap kehidupan malam membuat ia jauh dari kondisi prima. Penampilannya pun terus menurun. Gerakannya sangat lamban. Ia tidak lagi berbahaya di daerah pertahanan lawan. Penampilannya di piala dunia 2006 pun sangat mengecewakan. Ronaldo gagal membawa Brazil lolos 16 besar, setelah kalah dari Perancis. Ia terbuang dari skuad utama negara dan klub. Sampai akhirnya Real Madrid melepaskannya ke AC Milan. Setali tiga uang, Ronaldo gagal memperbaiki kondisinya di AC Milan. Alih-alih memulihkan kondisi fisiknya, Ronaldo malah terjangkit hypothirodism. Merasa Eropa telah begitu kejam terhadap dirinya, ia memutuskan untuk pulang kampung ke Brazil. Sampai akhirnya ia pensiun di Corinthians Karier yang manis berakhir miris. Ronaldo has left the field namun legendanya dirinya tetap dikenang dunia.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline