ADAPTASI MEMANG BERAT
Adaptasi memang berat untuk di lakukan di tempat baru apa lagi di sekolah berasrama. Hal itulah yang dirasakan oleh kami para Seminaris baru di Seminari Menengah Mertoyudan. Pada tahun ini merupakan Angkatan ke-113 yang beranggotakan 58 anak. Mengorbankan masa muda memang berat apa lagi selama 4 tahun, namun ini merupakan jalan kami untuk menerima panggilan dari Tuhan dan memang tidak mudah untuk menjalaninya karena setiap jalan yang kita pilih tidak ada yang mudah jalannya.
Kami merasakan hari yang berat yang belum pernah kami rasakan selama ini dirumah kami masing-masing. Dari awal hari kami bangun pagi pada saat jam 04.45 kami langsung bersiap-siap untuk melaksanakan misa harian yang beberapa dari kami ada yang tertidur saat melaksanakan misa termasuk saya sendiri. Dilanjutkan dengan sarapan pagi yang lauk nya hanya disediakan seadanya dan mau bagaimanapun kami harus berbagi satu sama lain dan tak jarang ada yang tidak mendapatkan jatah makanan. Beberapa anak ada yang sudah tidak tahan dengan kehidupan berasrama entah karena merindukan orang tua mereka, entah karena disini sangat ketat dan tidak merasakan adanya kebebasan disini.
Dalam kehidupan seminaris juga para Seminaris harus hidup dalam komunitas. Dalam komunitas kami juga segala masalah yang ada dalam angkatan kami, kami juga terkena getah nya, namun dari hal ini juga diajarkan mengenai makna keluarga itu sendiri karena mau bagaimanapun kita selama menjalni kehidupan dalam Seminari harus membangun rasa kekeluargaan. Kami yang tidak betah disini harus berani dan harus menerima keluarga baru disini karena ini lah kami, para Semninaris, ingin terus menanggapi panggilan Tuhan sampai ke tujuan kami bersama yaitu Imamat Mulia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H