Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai senyawa asam dan basa. Buah-buahan memiliki rasa asam karena terdapat kandungan asam di dalamnya. Misalnya, jeruk yang memiliki kandungan asam sitrat, cuka yang mengandung asam asetat, dan kulit pohon yang mengandung asam tanak.
Demikian juga basa yang dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai pembersih lantai, sabun, dan pasta gigi. Larutan asam dan basa merupakan larutan elektrolit yang penting dan banyak digunakan dalam reaksi kimia.
Konsep Asam Basa Menurut Beberapa Ahli
Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin yaitu acetum yang berarti cuka, sedangkan istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Adapun teori asam basa menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut.
1. Teori Asam Basa Arrhenius
Teori asam basa Arrhenius menjelaskan bahwa asam merupakan senyawa yang jika dilarutkan dalam air dapat melepaskan ion OH+, sedangkan basa merupakan senyawa yang jika dilarutkan dalam air dapat menghasilkan ion OH-. Dengan demikian, teori ini hanya terbatas untuk larutan dengan pelarut air. Senyawa asam dan basa jika dilarutkan dalam air akan mengalami reaksi ionisasi.
2. Teori Asam Basa Bronsted Lowry
Teori asam basa bronsted lowry menjelaskan bahwa asam merupakan spesi yang memberikan proton atau donor proton (H+), sedangkan basa merupakan spesi yang menerima proton atau akseptor proton (OH-). Berbeda dengan teori asam basa Arrhenius, teori ini dapat menjelaskan sifat asam dan basa suatu larutan tanpa menggunakan pelarut air.
3. Teori Asam Basa Lewis
Teori asam basa lewis menjelaskan bahwa asam merupakan spesi yang menerima pasangan elektron, sedangkan basa merupakan spesi yang memberikan pasangan elektron.
Contoh: Reaksi asam-basa antara BF3 sebagai asam lewis dan NH3 sebagai basa lewis. Dalam reaksi ini, NH3 memberikan pasangan elektron kepada BF3 sehingga membentuk ikatan kovalen koordinasi antara keduanya.