Lihat ke Halaman Asli

Benedictus Adithia

TERVERIFIKASI

Kompasiana Youth Creator Batch 1 | Journalism Enthusiast

Mengetahui Apology Language yang Gak Kalah Pentingnya dengan Love Language

Diperbarui: 26 Oktober 2023   10:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kata maaf. (Pexels/alleksana)

Hai, teman-teman! 

Mungkin akhir-akhir ini kita sering mendengar pembahasan tentang "love language" atau bahasa cinta. 

Gray Chapman, pernah menyebutkan bahwa dalam sebuah hubungan, terdapat lima bahasa cinta utama yang bisa membuat seseorang merasa disayangi. 

Kelima bahasa cinta ini meliputi sentuhan fisik (physical touch), waktu berkualitas yang dihabiskan bersama (quality time), kata-kata afirmasi (words of affirmation), pelayanan (act of service), dan penerimaan hadiah (receiving gifts). 

Semua bahasa ini merupakan cara yang berbeda untuk menyampaikan kasih sayang, memperkuat hubungan, dan memahami pasangan kita.

Namun, di balik pembahasan tentang bahasa cinta yang kini sedang begitu populer, terdapat satu bahasa yang sering kali terlupakan, yaitu bahasa maaf. 

Bahasa maaf ini sebenarnya tak kalah pentingnya dalam sebuah hubungan. Meskipun kita sering kali sangat peka terhadap cara-cara seseorang ingin diperlakukan dalam sebuah hubungan. 

Namun, kita kadang melupakan bahwa kita juga harus peka terhadap bahasa maaf pasangan kita. Bahasa yang satu ini sering kali dikesampingkan padahal memiliki peran penting dalam menjaga hubungan kita.

Sama seperti bahasa cinta, kita semua memiliki bahasa maaf yang berbeda-beda. Namun, yang perlu diingat adalah bahwa setiap orang pasti berbuat kesalahan. 

Meminta maaf bukanlah sesuatu yang merendahkan harga diri atau martabat, melainkan tindakan bijak yang bisa memperkuat hubungan kita. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline