Lihat ke Halaman Asli

Benedictus Adithia

TERVERIFIKASI

Kompasiana Youth Creator Batch 1 | Journalism Enthusiast

Bukan Oppenheimer: Now I'm Become Death Versi Sten Gustaf Thulin

Diperbarui: 1 Agustus 2023   22:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penemuan plastik hanya menjadi masalah baru. (The Economic Times)

Siapa dari kalian yang tidak pernah memakai kantong plastik? Tentunya hampir setiap dari kita pernah menggunakannya atau masih menggunakannya.

Tahukah kalian bahwa pertama kali kantong plastik diciptakan adalah untuk mengatasi masalah lingkungan? Ya, pada penciptaannya kantong plastik dibuat untuk menggantikan kantong kertas.

Kantong kertas sendiri adalah sarana utama ketika itu untuk mengemas atau membawa suatu barang. Kehadiran kantong plastik saat itu menjadi sebuah ide yang brilian.

Di mana, ketika semakin banyak kantong kertas yang digunakan itu berarti semakin banyak pula pohon-pohon yang ditebang. Namun, kini kantong plastik "become death".

Mengapa begitu? Ya, sepertinya tanpa harus menjelaskan panjang lebar, kalian juga sudah tahu apa dampak yang dihasilkan dari masifnya penggunaan plastik, yaitu sampah.

Coba tonton sebentar video dari Ferry Irwandi di bawah ini.

Sejarah Penemuan Kantong Plastik

Kantong plastik pertama kali ditemukan dan dikembangkan oleh ilmuwan asal Swedia bernama Sten Gustaf Thulin pada tahun 1959. Awalnya, kantong plastik diciptakan sebagai pengganti kantong kertas yang proses produksinya dianggap mengancam keberlanjutan alam. 

Pada saat itu, industri plastik sintetis sedang dalam titik puncak produksi karena adanya tuntutan untuk melestarikan sumber daya alam. 

Namun, seiring berjalannya waktu, kenyamanan dan kepraktisan kantong plastik membuatnya menjadi sampah yang menumpuk karena orang-orang seringkali hanya menggunakan kantong plastik sekali lalu membuangnya (BBC News Indonesia, 2019).

Mengapa Kantong Plastik Juga "Become Death"?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline