Halo readers, siapa sangka ternyata data bisa dijadikan sebuah cerita?
Mungkin sebagian dari kalian belum memaknai secara utuh bagaimana data bisa dijadikan cerita. Namun, di era big data seperti sekarang, data bukan lagi produk "pasif".
Nah, kali ini saya mau coba berbagi pengalaman dan cerita saya selama mempelajari jurnalisme data. Secara khusus tentang topi data storytelling.
Yuk, simak ulasan saya di bawah ini!
Data Storytelling
Pada mata kuliah Interactive Data Journalism, dosen saya pernah menjelaskan bahwa data storytelling memiliki beberapa elemen kunci, di antaranya data itu sendiri, visualisasi, dan narasi.
Data memegang peranan sentral dalam setiap cerita dan menjadi pondasi yang mengemban fakta cerita tersebut. Untuk membantu memperjelas data, visualisasi berperan penting dalam mewujudkannya dengan cara yang menarik dan mudah dipahami, bisa berupa grafik atau diagram.
Sementara itu, narasi menjadi kunci bagaimana seorang analis menghubungkan data dan visualisasi tersebut menjadi satu cerita yang koheren dan bermakna.
Dengan demikian, kombinasi data, visualisasi, dan narasi menjadi sebuah kesatuan harmonis yang menghasilkan pemahaman yang mendalam dan menyeluruh.
Data storytelling bukan sekadar tentang cara menyajikan data, melainkan juga mengenai bagaimana menciptakan kisah yang relevan dari data dan menyoroti temuan atau wawasan penting di dalamnya.
Dengan kata lain, seorang jurnalis data perlu memahami konteks dan tujuan dari data tersebut agar dapat membuat cerita yang tidak hanya informatif, tetapi juga relevan.