Lihat ke Halaman Asli

Ketahanan Kloroplas dan Ribosom

Diperbarui: 26 Agustus 2017   00:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  • PENDAHULUAN DAN TEORI
  • Salam untuk para pembaca, khususnya bagi orang yang memiliki hobi membaca di Kompasiana. Kali ini saya akan menjelaskan mengenai ketahanan yang dimiliki Kloroplas maupun ketahanan yang dimiliki Ribosom. Tentunya keduanya memiliki ketahanan yang berbeda. Manakah yang lebih baik ? Sebelum saya menjelaskan tentang hal itu saya akan menjelaskan mengenai dasarnya terlebih dahulu yaitu mengenai sel.

Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke. Pada saat itu yg dia temukan berupa sel gabus (sel mati). Mulai dari saat itu para ilmuwan mencoba untuk mengetahui lebih dalam mengenai apa yang ditemukan Robert Hooke. Akhirnya Antony van Leeuwenhoek berhasil menemukan sel hidup melalui spyrogyra dan bakteri. Kemisteriusan mengenai sel pun lama-kelamaan terkuak. M.J.Sheleiden dan T.Schwann beranggapan bahwa sel merupakan unit dasar kehidupan bagi semua mahkluk hidup. Sel hidup karena 2 hal, yaitu karena terdapat nukleus (inti sel) dan sitoplasma yang berperan sebagai sumber energi untuk sel. Ada 3 hal yang membuktikan bahwa sel merupakan unit dasar dari kehidupan antara lain adalah secara fungsional, struktural, dan genetik. Tentunya tiap mahkluk hidup memiliki sel yang berbeda. Sel hewan dan tumbuhan merupakan bukti bahwa sel yang dimiliki tiap mahkluk hidup memiliki perbedaan. Kita bisa mengetahui bahwa sel yang terdapat pada hewan tidak mempunyai dinding sel dan plastida. Sedangkan pada sel tumbuhan mempunyai dinding sel maupun plastida. Bukan hanya itu saja, sel pada hewan ternyata memiliki sentriol dan lisososm. Sedangkan pada sel tumbuhan tidak terdapat sentriol maupun lisosom.Ukuran vakuola dari sel tumbuhan juga berbeda dari ukuran milik sel hewan. Vakuola pada se tumbuhan lebih besar daripada ukuran vakuola dari sel hewan. Perbedaan sel juga dilihat berdasarkan prokariotik dan eukariotik. Bentuk DNA dari sel prokariotik yaitu hanya berbentuk sirkuler. Berbeda dengan Eukariotik yang bentuknya bisa terdapat sirkuler maupun linear. Sel prokariotik tidak memiliki membran inti sel, sedangkan sel pada eukariotik  memilki membran inti sel. Bagian penutup dari sel prokariotik berbeda dengan begian penutup dari sel eukariotik. Sel prokariotik pada archaebacteria ditutupi oleh lipid sedangkan sel prokariotik pada Eubacteria ditutupin oleh peptidoglikan yang terdiri dari protein dam gula. Sel eukariotik memiliki penutup berupa selulosa yang terdapat di fungi maupun plantae dan berupa kitin yang terdapat di fungi.

Menurut Rudolf Virchow, sel memiliki suatu keunikan, yaitu sel itu berasal dari sel sebelumnya (sel membelah diri). Pada tahun 1970, Lynn Margulis beranggapan bahwa beberapa organel adalah sel tersendiri. Hal ini akhirnya sering disebut "Teori endosimbiosis" yang berarti hubungan atau interaksi dalam sel. Bukti yang menguatkan anggapan dari Lynn Margulis adalah nukleus, plastida, dan mitokondria memiliki DNA tersendiri dan memiliki membran ganda.  Ada seorang ilmuwan lagi yaitu Purkinje yang beranggapan bahwa Protoplasma adalah cairan dalam sel.

Sel dapat dibedakan berdasarkan prokariotik dan eukariotik. Sel prokariotik memiliki bentuk DNA yang sirkuler, terdapat 3 untai DNA yang bergerak bebas, tidak terdapat membran inti sel, dan sel prokariotik dibedakan berdasarkan dari Archaebacteria dan Eubacteria. Archaebacteria memiliki penutup sel dari lipid sedangkan Eubacteria memiliki penutup sel dari peptidoglikan (tersusun dari protein dan gula). Contoh dari sel prokariotik adalah bakteri. Sel eukariotik memiliki bentuk yang dapat linear maupun dan sirkuler, terdapat 4 untai RNA yang menempel RE (Rektikulum Endoplasma) kasar, mempunyai membran inti sel, dan penutup pada sel eukariotik berupa selulosa (biasanya terdapat fungi dan plantae) dan kitin (biasanya terdapat juga di fungi).

Sel yang terdapat pada hewan maupun sel yang terdapat pada tumbuhan juga memiliki perbedaan. Sel hewan itu tidak memiliki dinding sel, memiliki vakuola yang berukuran kecil, tidak terdapat plastida, memiliki sentriol dan lisosom. Sedangkan sel tumbuhan memiliki dinding sel yang sifatnya kaku, memiliki vakuola yang berukuran besar, terdapat plastida (leukloplas, kromoplas, dan kloroplas), tidak terdapat sentriol dan lisosom.

Berdasarkan ukuran, ukuran sel yang terbesar dimulai dari tumbuhan, lalu animalia, dan yang memiliki ukuran yang terkecil yaitu sel bakteri. Sel juga mengalami spesialisasi yang berarti sel melakukan penyesuaian fungsi dan struktur atau bisa diartikan bahwa sel itu dapat beradaptasi. Contohnya pada sel pada animalia sel yang membentuk leukosit, sel yang membentuk neuron, dan sel yang membentuk sel otot. Sedangkan contoh pada tumbuhan adalah sel yang membentuk guard cell(sel pertahanan) yang memiliki 2 buah, sel yang membentuk xylem cell(sel xylem), dan masih banyak lagi contoh lainnya.

Sel memiliki struktur yang kompleks dan memiliki multifungsi  yang vital bagi mahkluk hidup. Yang pertama adalah dinding sel. Dinding sel adalah lapisan terluar pada tumbuhan. Sifat dari dinding sel adalah kuat, padat, dan kaku. Dinding sel terbuat dari selulosa, kitin (pada fungi), dan lignin. Fungsi pada dinding sel adalah sebagai penyokong, perlindungan, dan mengatur air, oksigen, karbondioksida untuk masuk dan keluar sel.

Selanjutnya adalah membran sel. Membran sel terdapat di hewan maupun tumbuhan. Jika pada tumbuhan, letak dari membran sel berada di dinding sel. Membran sel merupakan lapisan terluar pada sel hewan. Membran sel melakukan selektif permaebel, hidrofilik pada fosfat, dan hidrofobik pada lipid. Fungsi adanya dari membran sel adalah sebagai penyokong, pelindung, mengontrol pergerakan material yang keluar masuk sel, dan penghalang homeostatis.

Di dalam sel juga terdapat Rektikulum Endoplasma atau sering disingkat RE. Rektikulum Endoplasma berada di hewan maupun tumbuhan. Rektikulum Endoplasma (RE) dibagi 2 bagian yaitu Rektikulum Endoplasma kasar (RE kasar) da Rektikulum Endoplasma Halus (RE Halus). Rektikulum Endoplasma Kasar (RE Kasar) memiliki kantung pipih tabung yang menghubungkan membran inti sel dengan membran sel. Rektikulum Endoplasma kasar ditempeli oleh ribosom. 

Sedangkan Rektikulum Endoplasma halus (RE halus) bentuknya memanjang setelah Rektikulum Endoplasma kasar (RE kasar), dan tidak memiliki ribosom. Fungsi Rektikulum Endoplasma halus berbeda dengan fungsi yang dimiliki oleh Rektikulum Endoplasma kasar (RE kasar). Fungsi dari Rektikulum Endoplasma halus adalah menyintesis lemak untuk internal sel, Regulasi Ca (kalsium) untuk rangka sel yang terdapat di sitoskeleton, dan menghancurkan sel. Sedangkan fungsi dari Rektikulum Endoplasma kasar (RE kasar) adalah untuk menyintesis protein yang di ekspor.

Di sel juga terdapat Badan Golgi atau sering disebut Aparatus Golgi. Badan Golgi atau Aparatus Golgi terdapat pada hewan maupun tumbuhan. Badan Golgi memiliki kantong pipih membran dan berlipat. Di Badan Golgi juga terdapat trans dan cis.Transitu sebagai pengirim sedangkan Cis itu disebut penerima.  Yang dimaksud sebagai pengirim maupun penerima adalah bagaimana kedua itu berfungsi dalam menerima atau mengirim protein yg diberikan dari Rektikulum Endoplasma. Fungsi dari Badan Golgi adalah untuk menerima protein dari Rektikulum Endoplasma (RE), Memodifikasi, memilah, dan membungkus molekul dari Rektikulum Endoplasma (RE) yang nantinya akan disimpan dan dikirim keluar sel.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline