Kolese Kanisius, sebagai salah satu sekolah Jesuit tertua di Indonesia, telah menjadi tempat pembelajaran yang tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan spiritualitas para siswanya. Mengikuti jejak para pendiri yang mengedepankan pendidikan berbasis iman dan pengetahuan, Kolese Kanisius terus berkembang, baik dalam aspek akademis maupun pembentukan karakter. Namun, apa yang membedakan sekolah ini dengan banyak sekolah lain? Apakah nilai-nilai yang diajarkan oleh Kolese Kanisius baik dahulu, kini, dan nanti tetap relevan dalam membentuk generasi masa depan yang holistik, penuh integritas, dan memiliki kesadaran sosial yang tinggi?
Bagi saya, Kolese Kanisius tidak sekadar tempat untuk mengejar nilai akademik, melainkan juga sebuah ruang untuk menempa karakter dan spiritualitas. Pengalaman pribadi saya di Kolese Kanisius mengajarkan pentingnya nilai-nilai Jesuit yang mengutamakan pendidikan yang berbasis pada "Finding God in All Things" menemukan Tuhan dalam segala hal. Filosofi ini menuntun saya untuk melihat dunia ini tidak hanya dari perspektif material atau rasional, tetapi juga dari sisi spiritual, menyadari bahwa setiap pengalaman, baik positif maupun negatif, adalah bagian dari perjalanan untuk semakin dekat dengan Tuhan. Kini, dengan semakin berkembangnya zaman, saya melihat Kolese Kanisius terus memperbarui pendekatannya dalam mendidik generasi muda, tetapi tetap menjaga nilai-nilai inti yang telah membentuk identitas sekolah ini sejak lama.
Saya percaya bahwa pendidikan yang holistik yang mengintegrasikan aspek akal, perasaan, dan iman adalah hal yang semakin relevan untuk masa depan. Kolese Kanisius, dengan motto "Ad Maiorem Dei Gloriam" (Untuk Kemuliaan Tuhan), tidak hanya membentuk siswa untuk menjadi pintar, tetapi juga bijak, dengan landasan moral yang kuat. Terlepas dari tantangan zaman yang terus berubah, saya yakin nilai-nilai Ignasian akan terus memberikan arah yang jelas bagi perkembangan diri para siswa. Kini, sekolah ini terus berkembang dan memodernisasi fasilitasnya, tetapi semangat untuk membentuk siswa yang bertanggung jawab, peduli sosial, dan memiliki pemahaman yang dalam tentang arti hidup tetap menjadi fondasi utama.
Kolese Kanisius didirikan pada tahun 1859 oleh para imam Jesuit dengan tujuan untuk menyediakan pendidikan yang berkualitas tinggi, tidak hanya dalam bidang akademik, tetapi juga dalam pengembangan karakter dan spiritualitas. Salah satu ciri khas pendidikan di Kolese Kanisius adalah prinsip Finding God in All Things, yang mengajarkan siswa untuk melihat keberadaan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan mereka, baik dalam studi maupun dalam hubungan sosial. Sebagai contoh, sekolah ini mendorong siswa untuk aktif dalam kegiatan sosial dan pelayanan kepada masyarakat, menghubungkan pendidikan dengan kontribusi nyata terhadap komunitas dan lingkungan sekitar.
Di era digital dan globalisasi saat ini, Kolese Kanisius telah mengadaptasi kurikulum dan fasilitasnya untuk tetap relevan dengan perkembangan zaman. Sebagai contoh, sejak beberapa tahun terakhir, Kolese Kanisius memperkenalkan berbagai program ekstra kurikuler berbasis teknologi dan inovasi, serta memperkuat pendidikan karakter melalui pendekatan yang lebih inklusif dan berbasis pada pengembangan kecerdasan emosional (EQ). Program-program ini tidak hanya mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompleks, tetapi juga memperkaya kehidupan spiritual mereka, sesuai dengan nilai-nilai Ignasian yang menekankan pengembangan diri yang seimbang.
Kolese Kanisius bagi saya bisa dianalogikan sebagai sebuah taman yang penuh dengan pohon-pohon yang tumbuh tidak hanya untuk menghasilkan buah, tetapi juga untuk memperindah lingkungan sekitarnya. Pohon-pohon itu tidak hanya mengandalkan air hujan dan sinar matahari untuk tumbuh, tetapi juga akar yang dalam yang mencari tanah yang subur untuk mendapat kekuatan dari dalam. Begitu pula Kolese Kanisius, yang tidak hanya mengandalkan kurikulum akademis dan fasilitas yang berkembang, tetapi juga akar nilai-nilai Jesuit yang membentuk karakter siswa. Seperti pohon yang kokoh dan tumbuh dengan sehat, siswa-siswa Kolese Kanisius dibentuk untuk memiliki pondasi moral yang kuat, berlandaskan pada iman, pengetahuan, dan perhatian terhadap sesama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H