Lihat ke Halaman Asli

Kebebasan Pers di Ekuador Terancam

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13288225451968026619

Masyarakat Pers Inter Amerika (Inter American Press Association = IAPA), menyatakan bahwa hukuman bagi kedua wartawan investigatif Ekuador yang harus membayar US$ 2.000.000 karena memfitnah Presiden Ekuador, Rafael Correa, sangat tidak proporsional dan ini merupakan “pukulan berat” bagi kebebasan pers di Ekuador. “Keputusan pengadilan yang berat itu, tidak sebanding dengan dengan kerusakan yang dituduhkan. Dan ini akan menghambat tugas wartawan untuk melakukan investigasi ke depan”, kata Milton Coleman, Presiden IAPA. Dia juga menambahkan bahwa keputusan ini akan menghambat tanggungjawab pemerintah atas urusan publik, tidak bisa mensensor dirinya sendiri dan menolak fungsi jurnalistik sebagai salah satu sarana penting untuk membangun demokrasi.

Coleman, yang juga adalah editor The Washington Post, menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa keputusan tersebut melawan kebebasan berekspresi yang dipegang oleh IAPA. Dia menegaskan bahwa keputusan tersebut tidak proporsional dan pentingnya sikap pejabat publik untuk terbuka terhadap setiap kritik yang datang. Yang paling berbahaya dari keputusan ini adalah keputusan kriteria kejahatan yang tidak sebanding dengan apa yang sebenarnya terjadi dan memiliki intensi atau pesan kuat untuk menghancurkan masyarakat pers.

Hal ini berhubungan dengan Juan Carlos Calderon dan Christian Zurita, pengarang buku “Saudara Besar” (El Gran Hermano). Kedua wartawan tersebut dihukum dengan membayar ganti rugi sebesar US$ 2.000.000 karena buku tersebut membawa “kerusakan moral” bagi Presiden Rafael Correa. Presiden Ekuador, Rafael Correa, menggugat kedua wartawan tersebut pada bulan Februari 2011, karena isi buku tersebut yang menyatakan: adanya kontrak liar dan khusus antara negara Ekuador dengan Fabricio Correa, saudara Presiden Correa. Terhadap kerusakan moral ini Presiden Rafael Correa menuntut ganti rugi sebesar US$ 10.000.000. Namun keputusan pengadilan kemarin kedua wartawan tersebut harus membayar ganti rugi sebesar US$ 2.000.000.

Menurut IAPA, dalam beberapa kesempatan, termasuk dihadapan sebuah delegasi organisasi tersebut di Quito tahun lalu, kedua wartawan tersebut telah menolak tuduhan pemerintah yang menuduh bahwa mereka  menipu dengan isi buku tersebut. Mereka berdua juga menyakinkan bahwa Fabricio Correa sendiri menyatakan kejadian-kejadian tersebut dihadapan mereka.

IAPA juga mengingatkan bahwa di Ekuador masih ada kasus hukum pers lainnya yang masih tertunda. Yakni tuntutan terhadap direktur surat kabar El Universo, Emilio Palacio, yang dituntut hukuman penjara selama tiga tahun dengan kompensasi ganti rugi sebesar US$ 40 juta. Palacio hari ini meminta secara resmi untuk melarikan diri ke Miami, karena takut dianiaya di negerinya sendiri karena opini-opini politiknya dan karena menjadi salah seorang anggota kelompok masyarakat wartawan independen di Ekuador.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline