Lihat ke Halaman Asli

Siapa Menang Piala Dunia? FIFA!

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

“Copa del Mundo” (Piala Dunia) Brasil 2014 memang fenomenal. Hampir 3 milyar orang di dunia ini membelalakkan mata mereka di depan layar TV, yang dimulai tanggal 12 Juni lalu. Jumlah pemirsa yang luar biasa banyak tersebut menobatkan Bola Kaki menjadi olah raga yang paling populer di muka bumi. Orang-orang Siria, Arab, Inggris, Nigeria, Afrika, Indonesia, China, Argentina, Brasil, Venezuela, Palestina, Israel, Ukraina, Rusia dll bersatu menjadi “fans futbol”. Kalau ada pembuktian hasil kerja globalisasi, maka bola kaki menjadi juara globalisasi.

Beberapa data yang mencengangkan : FIFA yang menjadi organisator even internasional ini memiliki negara anggota sebanyak 209 negara. Jumlah yang jauh lebih banyak 16 negara dari negara anggota dengan PBB. Sebanyak 20 klub besar di dunia, yang sebagian besar berada di Eropa, berhasil mengantongkan pemasukan sebesar US$ 7.400 juta pada tahun lalu berdasarkan data DELOITTE. Satu dari empat orang Jerman minimal sekali pergi ke stadion dalam satu “temporada” (season). Cristiano Ronaldo dan Lio Messi menjadi “futbolista” yang paling terkenal bagi anak-anak di bawah 30 tahun di Amerika Serikat. Lebih dari 85% orang Jepang, meluangkan waktu minimal 20 menit untuk menonton setiap pertandingan Piala Dunia Afrika 2010. Menurut perhitungan “The Economist”,setiap pertandingan Piala Dunia Brasil 2014 berhasil meraup keuntungan sebesar kurang lebih US$ 1.000 juta.

Namun demikian di luar data yang mencengangkan itu ternyata FIFA juga memiliki berbagai masalah yang belum terselesaikan. Majalah Sunday Times beberapa hari sebelum Piala Dunia Brasil 2014 membeberkan kasus suap yang memberikan tuan rumah Piala Dunia 2022 di Qatar. Keputusan untuk menjadikan Qatar sebagai tuan rumah ditantang banyak pihak dengan alasan cuaca yang lebih dari 40 derajat celcius dan alasan keamanan. Mantan dewan eksekutif FIFA, Mohamed Bin Hammam, yang berkewarganegaraan Qatar, mereka membayar US$ 5 juta kepada anggota dewan lainnya (khususnya wakil dari Afrika) untuk menjamin Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Dalam Piala Dunia Afrika Selatan 2010, Afrika Selatan menginvestasikan dana sebesar US$ 3.000 juta dan hanya mendapat pengembalian dari even tersebut sebesar US$ 300 juta; sementara FIFA mengantongi keuntungan US$ 3.500 juta dari hasil tayangan televisi dan iklan.

Hal tersebut bukan merupakan kasus korupsi pertama yang dialami FIFA. Mantan wakil ketua FIFA, Jack Warner, dikeluarkan dari jabatannya karena skandal penipuan dan penggunaan dana FIFA. Herannya FIFA tidak mengadili Jack Warner dengan membawanya ke pengadilan. Bahkan ada suara yang menyatakan bahwa hampir setengah dari anggota organisasi FIFA ini terlibat dalam kasus korupsi. Belum lagi kasus wasit yang disuap sehingga dengan mudah mengatur hasil pertandingan.

Walaupun diterpa berbagai isu, namun FIFA tidak bisa dibawa ke pengadilan. Kenapa? FIFA sebagai sebuah organisasi yang tidak mencari keuntungan secara hukum tidak bertanggungjawab kepada siapapun dan tidak memiliki tanggungjawab publik untuk mempublikasikan pemasukan dan pengeluaran organisasi tersebut. Tidak ada pemerintahan atau kelompok pemerintahan yang bisa mengaturnya. Sementara di lain pihak, hampir semua organisasi sepak bola di dunia ini menerima dana FIFA yang membuat mereka tutup mulut terhadap FIFA.

Benni Kalakoe (Beritaamerikalatin.blogspot.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline