Senin yang cerah... It's been a while since I wrote my last article, dan rasanya sungguh rindu dengan sahabat Kompasianer semuanya.
Bahkan penulis butuh liburan.... (supaya segar kembali kalau mau perang perangan soal Jokowi dicapreskan!) . Ahhh, tapi hari ini setelah Kompasiana dilanda error berkepanjangan, dan saya juga liburan kurang lebih seminggu mengolah ragakan beberapa kartu kredit dan melemaskan isi dompet, rasanya paling pas menulis soal cinta cintaan.
Liburan sepekan, diantara padatnya kegiatan bersama keluarga, masih sempat sempatnya juga ada waktu menyempil untuk bertemu beberapa sahabat yang saya rindukan. Entah kebetulan, atau memang skenarionya sudah demikian agar saya mendapat ide (tepatnya dipaksa) untuk menulis soal keluhan hati para jombloers.
Curhatan sebagian besar sahabat saya yang menjomblo adalah betapa kesalnya mereka setiap kali mendengar pertanyaan : Kapan Menikah ? dari orang orang terdekat maupun yang sok dekat dan sok akrab.
Sebenarnya saya ingin berpanjang lebar menyabar nyabarkan para jombloers rupawan yang curhat, tapi dari raut wajah mereka yang tampak kecut mengalahkan biang cuka, maka memilih untuk menjadi pendengar yang baik, dan sesekali ikut mengiyakan sambil menepuk lembut pundak mereka tanda simpati dan empati, merupakan keputusan yang bijaksana dan aman, bebas dipelototi.
Memangnya milih suami itu seperti mau beli sepatu? Hari ini lihat, besok beli?. Begitu luapan perasaan salah seorang jomblowati cakep, sembari dengan lahap menghabiskan sepiring besar Spaghetti Carbonara.
Sambil meneguk kembali fruit punch gelas kedua, saya duduk manis menyimak curhatan hati si cantik yang ribet soal pilih pilih pendamping yang belum juga menemukan sosok yang tepat.
Berhubung ini bukanlah artikel pemandu bagaimana menemukan jodoh yang tepat (nantikan itu pada artikel berikutnya atau silahkan buka kembali arsip lama artikel saya), maka kalau boleh saya ingin mengatakan ini kepada sahabat saya yang sampai saat ini belum menemukan separuh jiwanya atau memang memilih untuk sendiri sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Pahami Maksud Baik Dibalik Pertanyaan "Mengapa Belum Menikah?"
Bagi jiwa jiwa sensitif yang beberapa kali mengalami kekecewaan dalam hubungan percintaan, ditanyakan mengapa belum menikah memang bisa memicu korslet syaraf kemarahan karena jawaban yang semerta merta hendak keluar dari mulut adalah..."Apa urusanmu?."