Lihat ke Halaman Asli

Ellen Maringka

TERVERIFIKASI

Urus Visa Amerika? Susah-susah Gampang

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)

[caption id="" align="aligncenter" width="632" caption="Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)"][/caption] Ini pengalaman pribadi mengurus  Tourist Visa ke Amerika, yang konon katanya ribet bahkan tidak sedikit yang bilang sulit sekali. Sedikit beda dengan negara Eropa atau mengurus Visa untuk masuk ke Australia, meskipun diminta kelengkapan dokumen ini-itu, tapi bisa mewakilkan travel agent untuk pengurusannya, dengan biaya tertentu plus fee untuk jasa pengurusan. Untuk mendapatkan Visa kunjungan Amerika, kita harus mendaftar (sekarang secara on-line) mengisi data data yang diperlukan, kemudian membuat appointment interview, dengan membawa dokumen pendukung beserta pas foto sesuai yang diminta. Memang harus diakui, tidak ada standar baku yang ditetapkan untuk mendapatkan Visa.  Diberikan atau tidak, ditentukan pada saat kita diwawancarai oleh staff kedutaan. Istilahnya, suka-suka dia mau ngasih atau nolak, tanpa harus memberi penjelasan rinci kalau ditolak. Yang meng-interview adalah pegawai kedutaan, dengan pengalaman membaca gerak-gerik orang dan rata-rata memiliki mata setajam silet. Yang belum pernah mengurus Visa Amerika umumnya pada saat mengantri sudah keder duluan mendengar kisah dari kanan-kiri betapa sulitnya mendapatkan visa masuk ke Amerika. Makanya kita doakan saja agar negara kita cepat maju dan sejahtera, supaya Indonesia memiliki nilai jual di mata Internasional. Sehingga kalau mau berkunjung ke mana saja, tidak usah ribet dengan urusan minta visa lebih dulu, tapi bisa langsung mendapatkan visa on arrival di negara tujuan. Pengalaman pertama saya mengurus Visa Amerika belasan tahun lalu, bersama dengan suami. Karena tidak mengundurkan waktu di jam tangan, kami berdua lupa bahwa Jakarta mundur satu jam dari waktu Manado. Akibatnya pagi pagi buta sekali kami sudah antri di Kedutaan Besar Amerika. Ada bagusnya juga, karena kami menjadi yang ketiga dalam antrian. Pintu gerbang kedutaan buka pukul 6 pagi, jadi selama satu jam lebih kami berdiri saja mengantri di luar menikmati Jakarta yang masih cukup sejuk dan sepi. Tanpa molor, jam enam tepat gerbang dibuka, dan yang sudah mengantri dipersilakan untuk masuk kedalam kedutaan, sambil terlebih dahulu diperiksa isi tasnya dengan cukup ketat. Selagi mengantri ada seorang ibu yang bercerita bahwa dirinya sudah dua kali ditolak, plus menceritakan pengalaman sahabat sahabatnya yang dimintai ini-itu sebagai dokumen pelengkap. Waduh, saya agak sedikit kebat-kebit ketika itu, karena yang dibawa hanya buku tabungan, dan surat keterangan cuti selama satu bulan dari kantor. Suami juga tidak membawa apa apa, karena sudah membawa saya. Menurut dia itu sudah segala galanya. Soooo sweeet...! Ketika sudah masuk di dalam kedutaan, kami harus membayar biaya pengurusan visa, dengan keterangan yang jelas tertulis bahwa hanya menerima uang tunai. Tidak ada pengembalian uang sekalipun visa ditolak. Bahasa hollywood-nya kira kira berbunyi "pay at your own risk".... . Sekarang pembayaran sudah melalui bank, dan kita hanya membawa bukti pembayaran saja.  Saat ini kalau tidak salah biayanya USD 160 per Visa, kalau dikurskan ke rupiah sekitar 1,7 juta. Karena kami pasangan suami-istri, jadi dipanggil bersamaan. Staff kedutaan yang mewawancarai ketika itu adalah seorang wanita bule, memanggil kami sambil memegang secangkir kopi panas. Dasar suami saya orangnya sangat ramah dan senang menyapa, maka secara otomatis sebelum bulenya bicara, dia sudah lebih dulu mengatakan, "Selamat pagi, kopinya harum sekali Madamme..." Wajah si bule yang serius langsung berubah menjadi santai dengan sorotan mata ramah sambil mengucapkan, "Selamat pagi Bapak dan Ibu." Tidak ada yang diminta kecuali menanyakan kapan kami ingin berangkat, kota tujuan, dan berapa  lama rencana liburannya.  Buku tabungan yang saya sodorkan lewat loket hanya dibuka di halaman depan dan langsung dikembalikan seraya mengatakan bahwa paspor kami dapat diambil besok harinya dengan memberikan nomor pengambilan paspor. Kami diberikan visa kunjungan multiple yang berlaku lima tahun.  Ada yang hanya diberikan enam bulan. Sekali lagi ini juga tergantung dari pihak kedutaan Amerika. That's it? Saya juga heran dan bingung sendiri jika membandingkan dengan pengalaman betapa sulitnya mendapatkan visa Amerika. Ya namanya juga yang punya kuasa, suka-suka dia mau tanya apa dan minta apa. Suka-suka dia juga mau dikasih atau ditolak. Tapi yang pasti, ketika permohonan Visa ditolak, maka secara langsung passpor akan dikembalikan, dan biasanya yang mewawancarai mengatakan," Maaf untuk kali ini kami belum bisa memberikan visa kepada anda." Ini perlu juga kita tiru. Kalau memang mau dikasih, ya langsung, kalau ditolak tidak usah berbelit belit apalagi disuruh ke sana-sini lebih dulu. Yang mewawancarai bicara dalam bahasa Indonesia yang luar biasa bagus. Jadi yang tidak bisa bahasa Inggris tidak usah kuatir. Ketika mengurus Visa beberapa tahun kemudian, saya malah melihat seorang wanita dibuat malu, karena sang bule bertanya dalam bahasa Indonesia, dan setengah mau pamer dia malah menjawab dalam bahasa Inggris belepotan kurang jelas. Akhirnya si bule berkata, "Ibu... saya bertanya dalam bahasa Indonesia, kenapa Anda menjawab dalam bahasa yang tidak saya mengerti?" Shocker khan....! Jadi saran saya  bagi yang hendak mengurus Visa kunjungan ke Amerika, ya bersikap biasa saja. Staff kedutaan juga manusia. Mungkin bisa meniru sikap ramah suami saya yang menyapa duluan sebelum disapa. Di mana pun juga semua orang senang dengan keramahan dan etiket yang baik. Bawa saja dokumen yang Anda anggap perlu, misalnya buku tabungan, surat keterangan cuti dari perusahaan atau kalau anda seorang professional, bawa foto copy surat ijin praktek. Tidak usahlah membawa sertifikat rumah segala, apalagi menunjukkan sekarung dollar sebagai bukti Anda mampu. Percayalah mereka sudah lebih dulu searched tentang Anda, dan memastikan bahwa Anda cukup aman untuk diwawancarai,  tidak terlibat dalam organisasi teroris atau sedang dicekal KPK. Yang paling penting, jawablah secara jujur sesuai apa yang ditanyakan. Tidak usah membagus-baguskan bahwa Anda seorang direktur perusahaan, padahal bukan. Satu kebohongan saja maka potensinya sangat besar visa Anda ditolak. Pengalaman kedua saya mengurus Visa, ada bapak yang diminta untuk membuka dasinya dan mengikatnya kembali, karena beliau mengaku sebagai manager perusahaan. Benar saja si bapak malahan tidak bisa mengikat dasinya dengan benar, dan visanya ditolak. Kalau memang Anda hendak masuk Amerika dengan tujuan belajar, maka uruslah visa sesuai prosedur untuk mendapatkan visa student. Mudah-mudahan berguna bagi yang ingin berkunjung ke Amerika, dan selamat berlibur. **ini adalah pengalaman pribadi dan bukan menjadi standar baku sesuai ketetapan dari Kedutaan Amerika. Silahkan membuka website resmi kedutaan besar USA, untuk informasi lengkap dan detil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline