Lihat ke Halaman Asli

'Tarian' Jokowi di Atas Gendang Rakyat Indonesia

Diperbarui: 17 Juni 2015   18:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mengawali seratus hari program kerjanya, presiden jokowi bersama kabinet menteri suntingan ala tim transisi dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH), mulai dibanjiri sedikit pujian, banyak kritikan dari pelbagai profesi (baca: publik di seantero negeri).

Mantan wali kota Solo dan gubernur DKI Jakarta itu dianggap bermain-main di atas kerikil tajam.

Mereka mengkritik presiden Jokowi mulai dari akar hingga ke pucuk. Iramanya pun mengayun laksana gerak dan rentak zapin melayu nan 'penuh semangat mengawal' tarian Jokowi di atas gendang rakyat indonesia.

Instrumen politik 'benang kusut' satu persatu tampak melilit kian tak jelas di pundak Presiden RI ke-7 itu. Benang yang satu dan lainnya saling bergesekan, kemudian melahirkan sebuah aransemen butiran nada-nada fals (baca:sumbang) dan bersandar deras di labuhan super sibuk yakni media massa dan media sosial.

Gelisah Kami Bukan Mereka Gelisah

Kegelisahan publik menjadi sebuah mimpi yang bakal digapai Jokowi, sekalipun juga tak kan terbeli dengan uang. Gelisah akan rencana Jokowi menaikkan harga bahan bakar minyak. Dan itu juga selalu menjadi tren politik disetiap terjadi pergantian kepala negara yang menjunjung tinggi atas nama rakyat Indonesia.

Bagi rakyat, jika harga BBM A1 (baca:pasti) dinaikkan Jokowi, jawabannya sangat sederhana. Seluruh harga dan tarif kebutuhan makluk hidup di atas negara ini pasti melambung seperti gendang bertalu-talu.

Bergelombang dan beriak kepedihan. Menghempas waja-wajah kesengsaraan rakyat. Apakah penderitaan ini yang kian tak berujung atau kah amalan dampak dari dosa kebijakan para pemimpin negeri yang jadi bencana sistemik.

Show must goon, blusukan Jokowi terus berlalu menjambangi satu provinsi ke provinsi lain di Indonesia. Dari negara satu ke negara lainnya di belahan dunia. Dan tanpa disadari ia pun terus menabur kerikir tajam bersama Koalisi Indonesia Hebat (KIH) di setiap kota yang ia singahi.

Sosok Jokowi yang dulu dianggap sebagai penentang kebijakan menaikkan harga BBM itu kini malah mengelus sebaliknya. 'Lain ladang lain belalang, mungkin itu masa lalu.

Disisi lain, rakyat pun gelisah melihat parlemen satu menyatakan diri benar dan parlemen lain berkeyakinan sah sebagai tandingan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline