Lihat ke Halaman Asli

Masih Adakah Kemanusiaan Tersisa?

Diperbarui: 24 November 2016   19:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia, negara dengan lima dasar  negara yang kokoh, yang sering digembor-gemborkan, terutama kemanusiaan. Kemanusiaan adalah hal yang sangat dibutuhkan untuk menjaga keutuhan suatu negara. Namun, untuk masa-masa ini, bisa dibilang kemanusiaan sudah sangat jarang ditemukan di negara kita ini. Banyak hal-hal yang dilakukan yang tanpa peri kemanusiaan, bahkan mengarah ke hal-hal yang anarkis dan tidak sepantasnya dilakukan.

Kejadian yang belum lama berlangsung contohnya. Unjuk rasa tanggal 4 November 2016 adalah salah satu demo yang sangat meresahkan para warga, terutama warga Ibukota. Keramaian dan kericuhan para demonstran sangat mengganggu hiruk-pikuk kota Jakarta yang tanpa ada demopun sudah sangat padat. Selain meresahkan para warga dalam hal ini, para demonstran juga ditakutkan akan melakukan tindak anarkis untuk mengancam.

Unjuk rasa pada 4 November 2016 diikuti sekitar 200 ribu massa dengan tuntutan mengusut calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, atas tuduhan penistaan agama. Ahok dinilai menistakan agama Islam ketika berbicara kepada warga Kepulauan Seribu. Ahok antara lain mengatakan jangan mau dibohongi pakai Surat Al-Maidah. Kata dia, surat itu kerap ditafsirkan sebagai ajakan agar umat Islam jangan memilih pemimpin nonmuslim.

Unjuk rasa memang merupakan salah satu bentuk menyampaikan pendapat, namun kita sebagai rakyat Indonesia juga memiliki landasan yang kuat yang salah satunya adalah kemanusiaan. Unjuk rasa boleh saja dilakukan, namun tetap dengan kemanusiaan dan rasa toleransi yang tinggi.

Rasa kemanusiaan rakyat Indonesia sudah mulai menipis. Dengan adanya demo yang ditujukan untuk Bapak Basuki Tjahaja Purnama tanggal 4 November lalu, bisa terlihat bahwa sudah sedikit rakyat Indonesia yang masih berperi kemanusiaan. Banyak dari mereka yang cenderung egois dan memikirkan kepentingan dan kepuasan diri sendiri. Banyak dari mereka yang rela turun ke jalanan dan mengganggu banyak warga asalkan aspirasi dan keluh kesahnya tersampaikan. Hal-hal inilah yang seharusnya diperbaiki dari mental rakyat Indonesia.

Setelah banyak kasus yang terjadi, yang dilakukan tanpa peri kemanusiaan, seharusnya rakyat Indonesia bisa lebih mengerti bahwa unjuk rasa boleh dilakukan, namun tetap dilandasi dengan kemanusiaan. Selain itu, banyak para demonstran yang kadang tidak paham betul titik permasalahannya dan cenderung “ikut-ikutan” dan memperkeruh masalah. Hal inilah yang membuat situasi bertambah buruk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline