Lihat ke Halaman Asli

feri anto

Menulis untuk Indonesia

Interview Session; Younglex, Industri Kreatif Indonesia Juga Bisa Bersaing dengan Korea Selatan

Diperbarui: 21 Februari 2024   15:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri. 

Sebagai seorang penyanyi, Younglex telah melahirkan lebih dari tiga album musik. Ia juga sudah berkolaborasi dengan sejumlah seniman muda indonesia, diantaranya; Awkarin,Anji Manji,Kemal Palevi,Reza Oktovian,Atta Halilintar,dsb.Lewat kerja kerasnya ia berhasil merebut penikmat musik masa kini.

Dirinya juga aktif disejumlah platform media sosial; Youtube,Instagram,TikTok,dsb.Melalui platform online ini ia membagikan karya musik dan sejumlah aktifitasnya.Beberapa waktu lalu saya sempat bertemu dan berbincang sejenak disebuah event musik didaerah jawa barat.

Menurut Younglex,bagi anak muda yang mau mengikuti jejak dirinya dibidang musik,diperlukan sebuah sikap diri tangguh. "Ya buat temen-temen yang mau didunia digital ya...konsisten sama persistent itu...dua hal yang jauh berbeda emang...kalo konsisten itu kita terus ngelakuin hal yang sama berkali-kali...berhari-hari...berbulan-bulan...Kalo persisten itu meskipun kaki kita luka tapi kita tetep jalan...jadi nggak ada jalan ditempat,tetep jalan...itu easy to say...(mudah untuk dikatakan), tapi itu susah banget,coba aja...", jelas pria bertato ini.

Bagi Younglex,kenyataanya nanti dilapangan akan jauh lebih sulit dari yang kita kira. "Karena nanti dilapangan akan ketemu sama pilihan-pilihan yang nggak realistis...antara loe bunuh mimpi loe...atau hari ini loe makan...loe pilih mana...? Kedengarannya gampang. Apa hari ini loe bisa makan...tapi nanti mimpi loe bisa loe bunuh...atau mungkin loe hidup tapi loe nggak makan...pilihan seperti itu yang susah,yang nanti temen-temen lewatin. Itulah makanya butuh konsisten dan persisten tadi".

Bagi musisi ini, posisi sektor industri kreatif di indonesia dan negara korea selatan, tidaklah terlalu berbeda. "Beda dua hari...cuma mereka sadar,dari awal mereka nggak punya SDA (Sumber Daya Alam)...,makanya fokus ke SDM (Sumber Daya Manusia) mulai tahun '70 lho...udah 53 tahu,cuma sekarang karena ada percepatan...kalau kata Pak Ganjar sampai 13 tahun...gue yakin bisa...tapi harus fokus lho...dan harus berkelanjutan", tutup pembicaraan saya siang itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline