Lihat ke Halaman Asli

feri anto

Menulis untuk Indonesia

Hermana Footwear: Sepatu Kulit Jogja yang Siap Mendunia

Diperbarui: 3 Juni 2018   05:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Berawal dari kecintaan Hermana Anggraini terhadap fashion. Ia mampu membuat brand sepatu kulit bernama Hermana. Melalui proses yang tidak bisa dikatakan mudah, ia bangkit dari masalah yang merundungnya. 

Dan dengan semangat untuk memberikan hasil yang terbaik bagi konsumen, dirinya tidak jemu-jemu untuk meminta masukan dari pengguna sepatu Hermana Footwear. Siang itu saya mengatur janji dengan Mbak Hermana untuk bercerita tentang sejarah awal mula berdirinya produk Hermana Footwear. Kebetulan adiknya yang juga merangkap sebagai divisi marketing merupakan kenalan saya, jadi tidaklah sulit untuk memintanya menghubungkan saya dengan Mbak Hermana.

Sedikit cerita perihal kenapa saya meminta waktu untuk mewawancarainya adalah karena adiknya waktu itu memakai sepatu kulit, lalu ia menjelaskan pada saya bahwa inilah produk yang selama ini ia jual. Tanpa pikir panjang saya lalu memintanya untuk dipertemukan. Dan sampailah kita pada sebuah siang, sekitar tiga puluh menit saya menunggu, dan akhirnya Mbak Hermana datang. Kami lalu mulai berbincang tentang produk sepatu bootnya. 

Dikatakan bahwa dirinya membuat Hermana Footwear secara tidak sengaja, "Jadi dulu, karena saya penggemar sepatu boot, makanya saya pengen punya sepatu boot yang lain daripada yang lain, tidak pasaran", jelasnya. Saat hendak memulai usaha ini, diakuinya bahwa ia menemui kendala, diantaranya ketersediaan pengrajin, dan bahan baku kulit sendiri. 

"Secara kebetulan saya diperkenalkan oleh teman saya seorang pengrajin sepatu kulit". terang Mbak Hermana. Dari situ perjalanannya menapaki dunia kerajinan sepatu kulit dimulai. "Saya lalu meminta pengrajin itu untuk menyuplai sepatu ke acara pameran di komplek saya, ternyata responya bagus", ujarnya. Saat menjalani profesi barunya ini ia mengaku mendapat pesanan dari kalangan pebisnis, banyak yang tertarik dengan produknya ini.

Tapi sial, ditengah mulai banyaknya pemesan, salah satu pengrajinya terkena stroke. Sehingga ia terpaksa menonaktifkan usahanya itu. Ia sempat mencari-cari info, barangkali ada yang tahu dimana bisa mempertemukannya dengan pengrajin sepatu kulit yang lain. Akhirnya pencariannya itu membuahkan hasil, ia berhasil menemukan pengrajin sepatu yang baru.

Dirinya lalu mulai membuka kembali usahanya, dengan susah payah dan belum menemukan karakter pada produk sepatu bootnya. Meski begitu ia tetap menerima pesanan konsumen. Untuk memperlengkapi diri menghadapi persaingan iapun belajar membuat sketsa sepatu boot.

Perlahan tapi pasti Mbak Hermana mulai menemukan apa yang menjadi hasrat sejatinya dalam mendesain sepatu boot. "Saya sekarang sedang membuat sepatu boot, tapi didalamnya terdapat lapisan kain luriknya, jadi biar menjadi ciri khas dari Jogjakarta". Untuk lama pengerjaan sepatu boot ini adalah 14 hari. Dan ragam warnanay juga bermacam-macam, yakni: merah, hitam, coklat, dan putih. Perbedaan yang menjadi ciri khas produk ini adalah mereka menekankan eksklusifitas dan otentisitas, sehingga tiap produknya dibuat dengan sangat personal.

Dokpri

Untuk saat ini ia bersama timnya sedang menggodok produk sepatu seri terbaru. Dirinya berujar bahwa sepatunya sudah pernah dipesan diluar negeri dan sudah teruji tahan terhadap cuaca bersalju. "Sepatu boot saya pernah dipesan seorang teman diluar negeri, dan sudah terbukti sepatu ini tahan terhadap salju".

Mengenai harga sepatu boot ini cukup terjangkau, yakni : Rp 900.000,-. Dijelaskan kenapa harganya terbilang tinggi, karena ia ingin memberikan kesejahteraan pada perajin sepatu kulit. Segmentasinya sendiri membidik pasar kalangan menengah keatas. Kedepannya ia ingin mengembangkan usahanya ini, agar bergerak juga dibidang asesoris fashion lainnya. 

"Kedepannya saya ingin tidak hanya bergerak dibidang pembuatan sepatu boot saja, tapi juga merambah ke bidang tas dan kalung berbahan kulit, sebab banyak ibu-ibu yang menanyakan, apakah saya menjual asesoris juga ?". Tak terasa sudah tiga puluh menit kami berbincang dengan penuh canda tawa, sayapun mengakhiri sesi siang itu. Sukses untuk sepatu kulitnya.... 

Ig Hermana Footwear: @hermanafootwear




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline