Lihat ke Halaman Asli

Bens

Musafir Malam

Kisi-kisi

Diperbarui: 23 Oktober 2019   05:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pic | therovingschool.com

Sejenak aku lupa, menghitung hari,
jam dan waktu,
Disaat kesunyian ini hadir, membentangkan angin penuhi,
samudera kehidupan

Dari sudut sinarnya aku lihat,
genit mengerling bintang kejora, laksana gadis menyerahkan keperawanannya,
meski doa mendera, tak hiraukan luka

Aku terdiam pilu,
sayu mendekap wajah-wajah nan pasrah,
melontarkan amarah diantara kepingan-kepingan hirarki,
nan tak kunjung usai

Mungkin ini satu tegukan terakhir,
sisa kopi pagi tadi,
dan inipun terakhir kuhisap puntung lisong,
terselip disela-sela kantong

Aku tulis sebagian catatan,
sebagai kesaksian,
sekedar menyapa,
dari kenangan masa, yang meronta

Aku tak mau berandai-andai,
meski engkau rindukan, yang terbungkus dalam kemunafikan
tanpa cela

Dan kini kubayangkan, melesat kilat
anak panah dari panahan Dewata
yang aku sendiri tak kuasa
memeluknya lebih erat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline