Lihat ke Halaman Asli

Ben Baharuddin Nur

TERVERIFIKASI

Tertolong oleh Pesan “Superman”

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesan Sang “Superman

“Pemilihan anggota DPR tanggal berapa sih yah?” Tanya Vido, putra saya sekenanya yang membuat saya gelagapan. “Ops, tanggal berapa ya? Wah gawat nih, ngaku warga negara yang baik tapi gak sensitif soal perhelatan penting di negerinya sendiri,” gumamku.

Dalam sepersekian menit neuron otak saya mencoba mencari sambungan ke sistem file yang ada di kepala saya. Maklum saya jarang mengikuti perkembangan pemberitaan pemilihan legislatifyang didominasi berita artis yang nyaleg. Tiba-tiba neuron saya nyantol ke salah satu pesan Balckberry Messenger (bbm) yang barusan saya baca. Pesan itu dari seorang sahabat lama yang 20 tahun lalu pernah berjuang bersama sebagai wartawan di awal-awal penerbitan tabloid Wanita Indonesia, namanya Egy Massadiah.

Pesannya singkat: “Pemilu Legislatif50 hari lagi, mohon doa restunya.” Yang saya ingat hari ini tanggal 19 Februari, kalaudua bulan enam puluh hari, berarti tanggal 19 dikurang 10 hari, jadinya tanggal 9 dua bulan ke depan, berarti jatuhnya 9 April 2014. Gak yakin juga sih, tapi saya butuh data yang cepat sebelum diledekin kudet (kurang update) sama si bocah.

Saat saya menyebut tanggal 9 April sebagai jawaban ke putra saya, anak perempuan saya yang bungsu melompat kegirangan: “That’s my dad, he knows everythings! See Vido?” kata sang adik sambil mencolek abangnya. Putri saya ini tidak pernah berhenti mempertandingkan ayahnya dengan abangnya, dalam hal apa saja, dan ia selalu ingin mempertegas ayahnya is the best!

Si abang tampak tidak peduli dengan colekan adiknya. Sepertinya tadi bertanya hanya untuk menguji, atau mungkin terpicu oleh pemberitaan tivi yang menayangkan berita penurunan sejumlah baliho kampanye pileg yang dinilai melanggar aturan KPU.

Tapi tiba-tiba si abang menoleh lagi ke saya seakan tak percaya dengan kebenaran jawaban tadi. “How do you know?” tanyanya penuh selidik. “Ya, kata uncle Superman! Hehehe” sambil saya tunjukkan foto profile Egy di bbm saya yang bergambar Superman dalam posisi terbang.

“Oh, halah itu mah uncle Egy!” sambil melompat berdiri menuju ke meja komputernya. Kuat juga ingatannya ke sebuah patung acrylic yang pernah dia lihat di sebuah taman di ibukota. “Is he the real Indonesian Superman hero, dad?“.

No, he is uncle Egy, friend of mine,” jawab saya sekenanya kala itu. Saya tidak menyangka kalau dia masih ingat sampai detik ini. “Saya lebih percaya uncle Google sama tante Yahoo!” ujarnya asal-asalan seperti biasa. Sejurus kemudian dia sudah asyik dengan komputernya dan tidak ada lagi protes susulan. Itu berarti jawaban saya benar kalau pemilihan anggota legislatif kali ini jatuh pada tanggal 9 April.

Tapi, saya juga sebenarnya meragukan jawaban saya sendiri. Benarkah pemilihan legislatif tanggal 9 April? Untuk memastikan, saya pun membuka laptop untuk bertanya, juga ke paman Google. Dan, ternyata betul, padahal tadi saya menjawab asal nembak, mengacu kepada bbm dari sang Superman. Terimakasih Superman, pesanmu telah menolong saya terhindar dari sebutan kudet.

Khawatir ditanya hal lain yang berhubungan dengan pemilu oleh si bocah, saya sekalian berusaha mengingat bahwa kampanye pemilihan legislatif ternyata sudah dimulai dari tanggal 11 Januari lalu hingga 5 April mendatang, dan tanggal 6 April hingga hari “H” adalah minggu tenang. Dua bulan setelah pemilihan legislatif, tepatnya 9 Juni 2014 adalah hari penentuan siapa yang dipilih oleh rakyat Indonesia untuk menjadi Presiden RI periode 2014 – 2019.

Setelah menutup laptop, saya baru ingat kalau belum memberikan respon untuk pesan bbm sahabat saya. Singkat saja respon saya, “Insya Allah kali ini rekan Egy bisa terpilih.” Dan tidak perlu menghabiskan secangkir kopi untuk menerima jawabannya. Dua menit kemudian saya sudah membaca pesan balasan dari sang Superman, “Alhamdulillah, amin YRA.”

Meski sangat singkat, saya terharu membacanya. Teringat pemilihan legislatif tahun 2009 lalu, saya mengirimkan pesan yang sama lewat sms, dan saya mendapat jawaban yang sama. Akankah kali ini doa saya bukan sekedar pepesan kosong? Mudah-mudahan tidak. Dia seorang pekerja keras dan petarung sejati diantara sekian kawan saya yang terjun di dunia politik. Dia pantas mendapatkan hasil yang terbaik.

Sang “Superman

Ketika dia memutuskan hengkang dari Makassar usai menuntaskan kuliahnya sekitar 23 tahun lalu, dia memilih hengkang ke Jakarta untuk mengadu nasib dengan modal dengkul, semata bertumpu pada keberanian khas orang Bugis dan optimisme perubahan nasib dari sebuah upaya hijrah.

Saat yang hampir bersamaan, saya memilih meneruskan karir sebagai wartawan di media lokal lalu menjadi pegawai negeri sipil. Dia memilih menjadi ‘apa saja’ katanya, di ibukota, termasuk menjadi wartawan, bisnis kecil-kecilan, bermain film dan bermain teater, apapun dikerjakannya asal halal. Dan saat dia menjadi redaksi di tabloid Wanita Indonesia yang baru terbit, saya diminta menjadi reporternya untuk kawasan Timur Indonesia, di sela tugas utama saya sebagai PNS.

Tahun 2003 saya berhenti dari PNS dan hengkang ke ibukota menjadi konsultan dan trainer di lembaga pemegang lisensi program-program Steven R. Covey (7 Habit of Highly Effective People).

Saat bertemu lagi dengan Egy, saya bersyukur melihat kantornya sudah cukup layak untuk seorang perantauan yang datang ke Jakarta dengan modal dengkul. “Saya masih senantiasa menjaga integritas dan idealisme bro, jadi hasilnya begini aja,” kata dia merendah. Seperti biasa, saya menimpali dengan motivasi yang standar, “Yang penting berkah, bro”.

Ketika dia memutuskan menjadi calon anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan luar negeri tahun 2009 lalu, sebagai sahabat yang tahu idealisme dan integritasnya, meski tidak yakin saya berusaha membantu sebisanya, tapi nasib baik mungkin belum berpihak kepadanya. Saya berpikir, setelahnya pertemanan sudah usai seperti kebanyakan teman yang pernah minta dibantu, baik yang terpilih apalagi yang tidak terpilih. Tetapi ternyata dugaan saya meleset. Komitmennya dalam mengutamakan persaudaraan terbukti. Dia masih selalu menjaga silaturrahim sampai detik ini, bagaimanapun situasi kehidupan yang dihadapinya.

Di pemilu legislatif kali ini, rupanya dia belum jera. Dasar keras kepala. Dia maju lagi. Dia mencalonkan diri masih dari daerah pemilihan yang sama untuk menjadi anggota DPR-RI.

Di tengah pesimisme saya terhadap calon-calon anggota DPR yang menurut saya kebanyakan oportunis, satu-satunya yang membuat saya masih sedikit optimis, karena ada figur seperti dia yang mengajukan diri menjadi anggota DPR. Dan saya boleh optimis bahwa di luar sana juga masih banyak calon legislatif seperti dia yang masih setia pada idealismenya, meski sebenarnya ia bisa memilih hidup tenang dari bisnisnya yang sudah mapan.

Saat saya memilih kehidupan tenang sebagai konsultan sambil menulis dan mengajar, dan tidak perlu heboh dengan urusan politik, dia masih harus sibuk memasang stand up banner bergambar dirinya yang berkostum superman, sambil terus mengirim pesan ke sana kemari dan berpakaian ala badut, meski putri saya memujinya ‘keren’ karena kostumnya Superman. Dia memilih tidak memasang baliho apalagi gambar dirinya di di tempat umum, apalagi di pepohonan semata karena komitmennya tidak mau menjadi bagian dari orang yang merusak lingkungan dan keindahan kota Jakarta.

Selamat memperjuangkan idealisme sahabat, doa kami menyertaimu.

Jakarta 19 Februari 2014

----------------------------------- Ben369 --------------------------------




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline