[caption id="attachment_359968" align="aligncenter" width="620" caption="Rombongan Blogger Kompasiana yang mengunjungi dapur pabrik motor Honda, Astra Honda Motor (AHN), di Cikarang Barat, Jawa Barat, Selasa (16/12) [foto: Nururlloh/Kompasiana"]
[/caption]
Percaya atau tidak, sebuah motor honda beat dirakit hanya hanya dalam waktu 22 detik. Bandingkan waktu yang dibutuhkan untuk membuat martabak yang ternyata masih butuh kisaran waktu 10 - 15 menit atau 600 - 900 detik. Atau ingat-ingatlah saat dimana anda pernah memesan makanan di restoran cepat saji. Pelayan bisanya meminta kita menunggu antara 10 hingga 25 menit untuk menyiapkan pesanan anda. Artinya, selama waktu tunggu itu telah diproduksi 30 hingga 75 unit motor Honda di pabriknya.
Tapi jangan membayangkan ada satu orang yang berdiri merakit satu unit motor dan dirampungkan hanya dalam 22 detik. Kalau satu orang disuruh merakit satu init motor tanpa beristirahat mungkin bisa menyelesaikannya satu unit dalam dua hari atau 48 jam. Tapi 22 detik itu bukan sekedar merakit tapi dari produksi blok mesin sampai motor itu siap dikendarai.
Saya tidak akan percaya dengan capaian produktivitas 22 detik per unit kalau tidak mendapat kesempatan mengunjungi dan melihat sendiri proses produksi motor Honda tersebut di pabrik pembuatan motor Honda tipe Scootic, Astra Honda Motor (AHM), di bilangan Kawasan Industri Cikarang, Jawa Barat. Kunjungan Kompasianer ke AHN ini difasilitasi oleh PT. Wahana Makmur Sejati, dealer utama (main dealer) kendaraan roda dua merek Honda untuk kawasan Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Tengerang.
Bersama sejumlah Tim Admin Kompasiana, 20 kompasianer berangkat dari halaman Gedung Bentara Budaya di bilangan Palmerah Selatan Selasa pagi itu (16/12) menuju Cikarang, Jawa Barat. Perjalanan melewati jalan tol dalam kota dan tol Cikampek hingga tiba di kawasan memakan waktu kurang lebih satu setengah jam sebelum akhirnya tiba di sebuah kawasan industri seluas kurang lebih 30 hektar. Sebuah bangunan berwarna putih memanjang dengan tulisan merah mencolok Astra Honda Motor terpampang di depan kami.
[caption id="attachment_359996" align="aligncenter" width="620" caption="Peserta blogger visit Kompasiana sesaat sebelum memasuki ruangan | foto: Ben B. Nur"]
[/caption]
Kami memasuki gedung utama sekitar 11:45 dimana setiap orang harus melewati gerbang X-Ray untuk memastikan tidak ada barang berbahaya terbawa masuk ke wilayah pabrik. Security meskipun berbadan kekar dan terkesan tegas tetap memberikan sambutan yang ramah membuat pengunjung yang semula agak kaku menjadi lebih rileks.
Di lobby gedung utama yang diresmikan 30 September 2005 oleh Presiden RI kala itu, Soesilo Bambang Yudhoyono, terpajang sejumlah prasasti, pamflet, sertifikat, cenderamata berbagai lembaga. Ini mengisyaratkan kalau pabrik motor Honda Plant III ini sering mendapatkan kunjungan.
Apalagi dengan pendirian pabrik Plant IV yang baru saja diresmikan oleh Wakil Presiden RI, H.M. Jusuf Kalla beberapa waktu lalu juga di kawasan Cikarang ini, akan memastikan Indonesia sebagai pabrik motor Honda terbesar di dunia dengan tambahan produksi 1,1 juta unit per tahun dari kapasitas yang ada sekarang di Plant III sebesar 2,4 juta unit per tahun. Dengan tambahan Kapasitas produksi tersebut akan mengalahkan pabrik induknya di Jepang. Untuk diketahui pabrik ini sahamnya dimiliki 50 % oleh Honda Motor Co. Ltd. Jepang dan 50 % oleh PT. Astra International Tbk.
Selain sejumlah pajangan tadi, di ruangan utama itu terpajang berbagai jenis motor yang telah diproduksi oleh Astra Honda Motor (AHM) sejak berdiri di Indonesia pada 11 Juni 1971. Pabrik ini awalnya bernama PT. Federal Motor sebelum kemudian bersalin nama menjadi Astra Honda Motor pada 1 Januari 2001.
[caption id="attachment_359958" align="aligncenter" width="620" caption="Inilah Master Piece Honda yang pertama kali diproduksi di Indonesia pada tahun 1971, dikenal oleh pengguna motor Honda di Indonesia dengan nama Honda CB, motor terhemat pada masanya | Foto: Ben B. Nur"]
[/caption]