Nasabah Bank Mandiri pada Sabtu (20/7) pagi mengaku kebingungan lantaran saldo di rekening mereka mendadak berubah drastis. Nasabah mengaku mendapati saldo tabungannya bermasalah, mulai dari berkurang hingga bertambah drastis. Melalui lini masa Twitter, sebagian nasabah mengaku kebingungan lantaran saldo di rekeningnya berkurang.
Sementara nasabah lain mengaku saldo di rekeningnya bertambah dalam jumlah fantastis. Melalui akun Twitter resmi, Bank Mandiri belum mengatakan saat ini pihaknya sedang melakukan investigasi dan normalisasi data. Belum diketahui penyebab di balik masalah ini.
Ada beberapa dampak negatif yang akan muncul dari kasus ini:
- Pertama adalah berhubung Bank Mandiri merupakan salah satu Bank BUMN yang mencatatkan dirinya di Bursa Efek Indonesia maka Bank Mandiri harus siap-siap menghadapi gejolak pada harga sahamnya.
- Kedua jika kasus ini dibiarkan berlarut-larut maka kepercayaan nasabah akan hilang dan mereka bisa jadi berpindah ke lain hati.
- Berangkat dari poin (2) tadi maka Bank Mandiri harus siap-siap menghadapi gugatan beramai-ramai (istilahnya class action) dari nasabah yang dirugikan tersebut.
Menurut pendapat saya, hal-hal yang harus segera dilakukan oleh Bank Mandiri adalah :
- Bank Mandiri harus bisa berkomunikasi sebaik-baiknya dan memberikan informasi yang sejelas-jelasnya kepada nasabah-nasabahnya yang mengalami kerugian saldo tersebut. Jangan berusaha menutupi informasi apapun (jika memang sistem kena retas ya harus diakui oleh Bank Mandiri meskipun itu pahit) karena jika 'kebohongan' ini terbongkar maka kredibilitas Bank Mandiri akan hancur.
- Bank Mandiri juga harus melakukan audit sistem informasi secara menyeluruh terhadap sistem daring mereka untuk menemukan penyebab galat (error) itu berasal dari luar (diretas oleh peretas) atau berasal dari dalam (error pada program).
- Proses investigas (ataupun audit sistem informasi) janganlah memakan waktu yang lama karena ini menyangkut hajad hidup orang banyak (dalam hal ini para nasabah yang dirugikan).
- Perlunya segera dibuat revisi SOP untuk masalah pencatatan saldo nasabah ini. Seandainya pencatatan saldo nasabah tidak bisa dikembalikan semuanya (baik sebagian maupun semuanya) karena cadangan data sistemnya juga error maka pencatatan seperti apa yang bisa dijadikan patokan untuk nasabah (apakah cukup dari saldo yang tercetak pada buku tabungan nasabah saja). Kedua perlunya revisi untuk aturan yang tercantum pada syarat dan ketentuan yang ada di buku tabungan Mandiri yang menyebutkan jika terjadi selisih (atau perbedaan) saldo maka pencatatan Bank Mandiri yang dipakai.
Apapun yang dilakukan oleh Bank Mandiri untuk menyelesaikan kasus saldo error akan dijadikan tolok ukur oleh nasabah (yang menabung di Bank Mandiri) dan investor (yang membeli saham Bank Mandiri) apakah kinerja Bank BUMN tersebut baik atau buruk. Oleh karena itu Bank Mandiri harus bisa dengan sebaik-baiknya menyelesaikan kasus saldo error untuk menghindari kerugian yang lebih besar di masa depan (misal kehilangan kepercayaan dari nasabah dan investor). Akhir kata semoga kasus saldo error ini juga bisa menjadi peringatan untuk Bank-Bank lainnya untuk meningkatkan keamanan sistem daring mereka (baik dari peretasan maupun dari bug program).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H