Lihat ke Halaman Asli

Cinta, Kutuk Aku dalam Keabadian!

Diperbarui: 21 Maret 2018   11:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (pixabay)

Sepasang tangan ini adalah doa; saat kebahagiaan ada, saat kesedihan tiba. 

"Musim apalagi yang kau tunggu, bukankah cinta hanya menunda kecemasanku", katamu pada suatu waktu. 

"Sepasang tanganku berdoa; musim tak akan pernah ada!", kataku, mencoba mengelabuhi waktu. 

Lalu angin menerbangkan sunyiku, dan juga sunyimu, pada sesuatu yang asing, sesuatu yang tak pernah tunduk pada waktu; sesuatu yang cinta sendiri pun tak pernah tahu.

"Bukankah kita hanyalah sepasang kesedihan yang saling menentramkan?", tanyamu pada sepiku.

"Lalu, siapa yang abadi; jika cinta hanya mengajarkan ketabahan saat kehilangan?", tanyaku, sambil sesekali mencoba menghentikan detak waktu.

"Tak ada yang abadi; selain sunyi, selain puisi..."




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline