Lihat ke Halaman Asli

Pagi yang Menggigil Dalam Puisi

Diperbarui: 15 Juli 2015   20:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Pagi ini, kutemukan daun menggugurkan diri, ada tilas kesedihan; dari mimpi panjang yang tak sempat ia selesaikan

Pagi ini, kutemukan ranting pepohonan berserakan, menjerit kesakitan; terkoyak dari hujan yang membadai semalaman

Pagi ini, kutemukan setetes embun menitikkan airmata, airmata penghabisan; sebelum cahaya perlahan-lahan memberinya kepedihan

Pagi ini, kutemukan kau dalam sepotong puisi. Dan aku pun membacanya seorang diri; dalam gigil pagi yang begitu nyeri Pagi ini, kau dan aku saling berbagi, saling berjanji; mengakrabi sunyi yang paling sepi

Pagi ini, sebuah puisi telah dilahirkan kembali; ke rahim ibu yang maha sunyi, ke dalam diri yang memuja sepi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline