Lihat ke Halaman Asli

Jusuf Kalla dan ODOJ + ODOC

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

ODOJ yaitu program one day one juz, untuk tahu lebih lanjut mengenai odoj bisa diakses ke websitenya onedayonejuz di dot org. Hal yang paling utama dan menjadi ciri khas serta identitas odoj adalah program untuk merampungkan tugas atau tilawah hariannya sebanyak satu juz tiap harinya.

Sebelum membahas odoj lebih jauh, saya jadi teringat saat tulisan awal saya membahas soal odoj, saya salah mencantumkan link odoj menjadi odoc yaitu onedayonecare. Saat itu mungkin saya sedang teringat program medis berupa pelayanan atau tindakan operasi yang dilakukan hanya satu hari dan pasien diperbolehkan untuk pulang. Kalau ditarik benang merahnya, ternyata ada kemiripan antara ODOC dengan ODOJ. Kemiripannya adalah, bahwa ternyata tindakan medis one day one care adalah tindakan yang meringankan pasien, karena penyakit atau keluhan fisik yang dirasakan dapat ditangani hanya dalam waktu satu hari. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa penanganan suatu masalah dalam satu hari ternyata sangat melegakan pihak atau orang yang memiliki beban untuk menyelesaikannya. Begitupun dengan program odoj bukan?

Lain istilah, ada program yang namanya penanganan satu atap, yaitu penanganan yang seharusnya atau sebelumnya dilakukan lebih dari satu tempat atau beda atap, dengan dikumpulkan dalam satu atap maka diharapkan penanganan akan lebih cepat, efektif dan efisien.

Untuk segala penanganan yang bertujuan untuk efisiensi dan efektifitas, tentunya semua orang akan mengingat tokoh besar Jusuf Kalla, yang mana dalam kampanye politiknya beberapa tahun yang lalu, ia memiliki slogan “Lebih cepat lebih baik”.

Nah, untuk para odojers (member odoj) tentunya masing-masing memiliki strategi andalannya masing-masing dalam rangka mencapai kholas/kelarnya bacaan mereka. Namun apapun strateginya, menurut pengalaman penulis, strategi “lebih cepat lebih baik” atau menuntaskan bacaan lebih awal, lebih pagi atau lebih dini, ternyata strategi yang paling ampuh, dahsyat dan mententramkan. Karena jika lebih awal maka seharian hati akan terasa tenang, tidak teringat akan hutang bacaan, tiak gelisah karena ada beban yang harus dituntaskan, dan pastinya tidak menganggu waktu dan konsentrasi untuk kegiatan lainnya. Wallahu lam bis showab




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline