AKADEMIA: PENUNTASAN KEMISKINAN TANPA PENDIDIKAN ITU OMONG KOSONG!
Kemiskinan menjangkit seluruh negara, sebagai negara berkembang Indonesia masih mengalami permasalahan ekonomi masyarakatnya yang seakan tidak ditemukan obatnya. Gejala diperparah dengan ketimpangan yang semakin menampak, sehingga si miskin semakin menderita karenanya.
Akademia BEM FKIP UHAMKA kembali berlangsung dengan edisi ke-11, kegiatan diskusi pada edisi ini berkerjasama dengan HIMA PEKOM UHAMKA untuk mengajak mahasiswa berdiskusi terkait problematika pendidikan yang ada di indonesia.
Kali ini topik yang dibahas ialah mengenai "Human Capital : Mampukan Pendidikan Mengurangi Kemiskinan ? (The Vicious Circle of Poverty)" dengan kedua pemantik Rivaldy Djunor dan Tasya Maya, serta moderator Aurellya Ramadanty.
Lapangan Miring FKIP UHAMKA menjadi tempat bagi terselenggaranya kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2023. Sebanyak 35 mahasiswa ikut berpartisipasi dalam mencurahkan pendapatnya mengenai topik yang tersaji.
Kegiatan diawali oleh pembukaan yang dipandu oleh moderator, selanjutnya peserta diminta untuk membaca esai yang telah dibuat oleh kedua pemantik. Pemantik pertama Djunor melanjutkan kegiatan ini dengan memberikan pantikan awal.
"Mahasiswa pendidikan yang kelak menjadi calon guru harus peka terhadap masalah kemiskinan ini. Seorang mahasiswa dapat membantu melalui langkah kecil dalam mengurangi kemiskinan, beberapa kegiatan diantaranya bakti sosial" Ujarnya
Djunor juga menambahkan bahwa kemiskinan tidak dapat dihilangkan hanya dengan sekadar mengkritik pihak lain, "Perlu upaya bersama agar masyrakat terbantu secara nyata, bolehlah sesekali kita teriak, tapi jangan sampai tenaga kita habis karenanya"
Pada sesinya, Djunor cenderung mengkritisi langkah-langkah mahasiswa yang apatis, atau bahkan tidak berupaya secara nyata dalam membantu masyarakat. Padahal masih banyak kegiatan positif yang dapat dilakukan oleh kalangan mahasiswa yang masih memiliki tenaga dan pikiran segar.
Setelah Djunor, giliran Tasya untuk memberikan pantikannya agar diskusi berjalan, ia mengutarakan "Pendidikan dapat memberikan suatu yang tidak ternilai oleh uang. Bukan sekadar angka nilai, atau secarik kertas ijazah belaka, melainkan bekal seseorang untuk mengubah kehidupan".
Tasya menambahkan, "Guru juga harus memberikan suntikan motivasi agar murid memiliki semangat dan tujuan untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Namun seringkali justru karena perkataan dan tindakan guru malah memupus tekad siswa."