Solo, Kamis, 30 Agustuts 2012 beberapa mahasiswa yang bergabung dalam badan eksekutif mahasiswa fakultas hukum universitas sebelas maret (BEM FH UNS) melaksanakan aksi menolak lupa malam refleksi 14 tahun menghilangnya 13 aktivis 97/98. Malam refleksi ini bertempat di Gladak diawali dengan pembacaan puisi karya wiji thukul sebagai bentuk pengingatan mereka akan kasus penculikan 26 aktivis yang dihadapi Indonesia, lalu malam refleksi melawan lupa 14 tahun menghilangnya dilanjutkan dengan diskusi kajian yang membahas mengenai kasus terkait asal muasal dan alasan penculikan & penghilangan paksa 13 orang aktivis pada masa itu lalu diskusi kajian pun membahas mengenai gambaran kondisi penegakan hukum dan HAM di Indonesia, aparatur dan pemerintah yang terkait dengan kasus ini, peran mahasiswa dan masyarakat dalam proses pengawalan kebijakan pemerintahdalam hal ini penegakan hukum dan HAM, serta menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat ini "Momentum hari orang hilang sedunia yang jatuh pada tanggal 30 agustus ini sudah seharusnya menjadi titik balik perlawanan rakyat Indonesia melawan lupa terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM di Indonesia, terutama rakyat pun jangan sampai lupa terhadap kasus penghilangan paksa 13 aktivis yang terjadi pada masa orde baru, maka masalah ini harus diselesaikan sampai benar-benar tuntas" ujar Vinandita selaku koordinator lapangan aksi
Setelah diskusi kajian, peserta aksi malam refleksi pun dilanjutkan dengan penyalaan lilin sebagai tanda kepeduliaan & keprihatinan terhadap keluarga korban penghilangan paksa 13 aktivis diiringi lagu darah juang. Malam refleksi pun diakhiri dengan Pembacaan Sumpah Mahasiswa dan juga doa bersama agar kasus ini segera diselesaikan hingga benar-benar tuntas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H