Lihat ke Halaman Asli

Gedung Baru untuk Wakil Rakyat…

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gedung Baru untuk Wakil Rakyat…

Oleh Gema Bonang Priyoga, Minggu 10 April 2011

Rencana pembangunan gedung baru DPR menjadi berita hangat di kalangan masyarakat dalam beberapa bulan terakhir. Berbagai macam komentar yang menentang rencana pembangunan gedung baru tersebut datang dari seluruh lapisan masyarakat.Total biaya yang dibutuhkan untuk membangun gedung baru DPR diperkirakan mencapai 1,138 triliun. Data dari Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum menyebutkan bahwa gedung baru DPR akan memiliki 36 lantai dengan tambahan 2 lantai basement dan 1 lantai semi basement. Gedung baru kantor DPR RI ini nantinya akan dibangun di tanah seluas 156.586.6 meter persegi dengan biaya mencapai Rp. 7.269.000 per meter perseginya.

Melihat rincian biaya pembangunan gedung baru DPR tentu mengundang berbagai reaksi penolakan atas rencana tersebut. 560 ruangan yang akandibangun menelan biaya rata-rata 800 juta rupiah untuk setiap ruangannya, jumlah ini setaradengan harga 560 rumah mewah. Dana yang digunakan untuk membangun gedung baru DPR seharusnya dapat dialokasikan ke sektori nfrastruktur negara yang membutuhkan perbaikan serta pengembangan seperti jalan raya, sehingga dapat mengimbangi bertambahnya jumlah kendaraan sebagai salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan yang kerap terjadi.Dana sebesar 1,138 triliun juga dapat dialokasikan untuk pembangunan rumah super murah sebagai salah satu program kerja pemerintah. Jika 1 unit rumah super murah memerlukan biaya sekitar 10 juta rupiah maka dengan dana 1,138 triliun dapat membangun sekitar 113.000 unit rumah super murah. Rumah murah tersebut diperuntukkan bagi masyarakat yang belum memiliki tempat tinggal layak.

Jika dibandingkan dengan proyek pembangunan gedung perkantoran lainnya, rencana pembangunan gedung baru DPR menelan biaya yang lebih murah, seperti yang disampaikan oleh wakil ketua DPR, Priyo Budi Santoso. Menurut data yang diambil dari Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, rencana pembangunan gedung kantor DPR RI yang membutuhkan dana sebesar 7.269.000 rupiah per meter perseginya dengan total 39 lantai memang lebih murah dari proyek pembangunan lain seperti rencana pembangunan Gedung Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan yang diperkirakan membutuhkan dana sebesar7.463.255 rupiah per meter perseginya dengan 12 lantai dan 2 basement, atau rencana pembangunan gedung kantor BPK yang diperkirakan menelan biaya sebesar 9.334.783 rupiah per meter perseginyadengan total 18 lantai. Namun, karena gedung baru DPR memiliki jumlah lantai yang lebih banyak dan luas bangunan yang lebih luas, maka secara fisik pembiayaannya memang jauh lebih mahal dari gedung-gedung lainnya.

Meskipun rencana pembangunan gedung baru DPR lebih murah jika dibandingkan dengan rencana pembangunan gedung perkantoran lainnya, pembangunan gedung baru DPR seharusnya tidak menjadi prioritas utama dalam anggaran yang sudah dirumuskan oleh pemerintah. Alangkah baiknya jika dana tersebut dialokasikan untuk sektor-sektor yang lebih membutuhkan. Sebuah ironi jikagedung baru DPR menjadi simbol rumah para wakil rakyat yang berdiri tegak ditengah penderitaan rakyat yang hidup di rumah tidak layak huni. Masih banyak pekerjaan yang seharusnya menjadi perhatian anggota DPR daripada membicarakan tentang gedung baru. Walaupun mendapat banyak penolakan dari masyarakat, proyek pembangunan gedung baru DPR akan tetap dilanjutkan. Pada tanggal 22 Juni 2011 mendatang, proyek pembangunan gedung baru DPR resmi dimulai.

Semoga berdirinya gedungbaru DPR kelak dapat diiringi harapan baru atas kinerja para anggota DPR yang seharusnya lebih produktif dan menjadi anggota DPR menjadi wakil rakyat yang mampu menyuarakan keinginan rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline