Peran Mahasiswa
Mahasiswa telah lama menjadi kacamata netral dengan peran penting di barisan terdepan masyarakat, sebagai agen perubahan yang mendorong kemajuan, serta pengontrol sosial yang membantu menegakkan nilai-nilai keadilan. Selain itu, mahasiswa juga harus mampu melakukan tugas-tugas diplomatik, negosiasi serta praktis yang mencerminkan karakter dan kecerdasan intelektual mereka sebagai kaum akademis, yang terkait erat dengan keberadaan organisasi kemahasiswaan.
Pada hakikatnya, organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja sama dalam suatu cara yang terstruktur, dan terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama. Sumberdaya tersebut berasal dari manusia, finansial, fisik dan informasi. Manajer dalam mencapai tujuan organisasi bertanggung jawab untuk mengkombinasikan dan mengkoordinasikan berbagai sumberdaya tersebut.
Namun, pokok pertanyaan saat ini adalah, apakah peran organisasi kemahasiswaan saat ini masih sejalan dengan kompetensi yang dibutuhkan mahasiswa!? Mari kita menilik aksi-aksi aktivis mahasiswa yang pernah tercatat dalam sejarah indonesia seperti aksi demo terbesar di Indonesia pada tahun 1998, yaitu ketika menumbangkan pemerintahan orde baru yang mana aksi ini dimotori oleh para mahasiswa.
Lantas, kemana perginya pada aktivis organisatoris mahasiswa sehingga organisasi kemahasiswaan dalam kampus menjadi sepi peminat? apakah kurangnya branding dari masing-masing Ormawa menjadi penyebabnya? Hal tersebut mungkin saja menjadi salah satu alasan yang mendasari sepinya peminat mahasiswa dalam bergabung ke organisasi.
Sebab, jika ditinjau lebih dalam branding merupakan salah satu gerbang awal untuk mengenalkan kepada mahasiswa terutama kepada para mahasiswa baru yang dikatakan baru terjun di kehidupan dunia kampus untuk mengenal seluk beluk organisasi yang bisa mereka ikuti untuk mengasah jiwa sosial maupun kemampuan yang tidak didapat di kelas.
Mengkaji lebih dalam lagi terkait meredupnya eksistensi organisasi ini juga dibuktikan dengan sepinya peminat pada saat open recruitment yang turun signifikan dibanding tahun sebelumnya, bahkan mahasiswa seringkali malas untuk sekedar mengikuti event yang diselenggarakan oleh Ormawa apalagi dalam menanggapi common issues mereka cenderung apatis.
Antusiasme mahasiswa yang menurun ini dilatarbelakangi oleh banyak faktor, mulai dari munculnya berbagai pilihan organisasi yang sudah sangat beragam sehingga kegiatan akademis yang juga sudah banyak dilakukan secara offline.
Oleh karena itu, alokasi waktu mahasiswa lebih banyak digunakan untuk kepentingan akademis. Namun, dibalik itu semua terdapat beberapa alasan klasik yang menyebabkan redupnya minat mahasiswa terutama mahasiswa baru dalam mengikuti organisasi kemahasiswaan baik yang muncul dari lingkup internal organisasi itu sendiri maupun dari faktor eksternal yang juga banyak ditawarkan oleh kampus.
Momok Lingkaran Setan Administrasi