Universitas Diponegoro dikenal sebagai kampus ternama di Indonesia dengan segudang prestasi yang membanggakan. Tidak hanya itu, Undip juga masuk dalam Top 10 Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia dan memiliki kualitas alumni yang banyak diterima di lapangan pekerjaan.
Selain itu, Undip juga menduduki peringkat 47 dari region Asia Tenggara menurut QS Asia University Rankings 2023. Dalam hal ini membuktikan bahwa Undip tidak hanya unggul di dalam negeri tetapi, juga beranjak ke kancah Internasional.
Sebagai Universitas yang memfasilitasi para mahasiswanya untuk tidak hanya mengambil pelajaran dari ruang kelas saja, tetapi Undip juga membuka luas gerbang bagi mahasiswanya untuk mengikuti pembelajaran di luar kelas. Dalam hal ini, IISMA atau Indonesian International Student Mobility Award. Program ini memberikan kesempatan bagi seluruh mahasiswa perguruan tinggi jenjang D3/D4 juga S1 dibawah naungan Kemendikbudristek untuk belajar selama 6 bulan di Univeristas luar negeri secara fully funded.
Dalam kesempatan IISMA tahun ini, Undip berhasil mengirimkan para mahasiswanya untuk melanjutkan pembelajaran ke lebih dari 20 Universitas ternama dunia seperti Boston University, University of Warsaw, Lancaster University, University of Glasgow, University of Galway, Sapienza University of Rome, Maastricht University, University of Otago, Palacky University Oolouc, University of York, University of Liverpool, University of Canterbury, University College Dublin, Hanyang University, Moscow State University, Woosong University, dan masih banyak lagi.
Undip juga mendukung penuh dan memberikan support berupa keberlangsungan proses administrasi dan informasi-informasi terkait program IISMA ini lewat International Office. Melalui IO (International Office) Undip ini sendiri, Undip telah menyelenggarakan sosialisasi terkait program IISMA dan IISMAeVo pada Januari 2023 lalu.
IISMA sendiri bukan hanya sekedar program student exchange biasa, namun juga para Awardees diberikan experience lebih dari itu. "Menurut aku pribadi, IISMA ini bukan hanya sekedar kesempatan kita untuk belajar di luar negeri, academically, tapi kita juga akan belajar banyak hal nantinya, seperti belajar toleransi, mengenalkan budaya Indonesia, dan belajar survive di negara yang culturenya berbeda dengan Indonesia." Ujar Abida, Mahasiswa Sekolah Vokasi juga sebagai Awardee IISMA 2023 di Woosong University.
"Yang membedakan IISMA dengan student exchange lainnya, kita itu bisa dibilang disuguhkan dengan challenges juga gitu. Kita banyak sekali disuguhkan dengan challenges yang seperti, kita harus membuat artikel, kita harus membuat seperti short movie, dan masih banyak lagi prosesnya." Ucap Athar, salah satu alumni Awardee IISMA 2022 dalam wawancara Rabu (2/5/23) kemarin.
Mimpi bagi sebagian orang untuk dapat belajar ataupun mengampu pendidikannya di negara orang. Maka dari itu, Undip memberikan jalan dan kemudahan bagi para mahasiswanya agar dapat mengambil kesempatan sekaligus mimpi mereka dengan berbagai program -- program seperti student exchange ke luar negeri, khususnya program dibawah naungan Kemendikburistek ini yaitu IISMA. Mahasiswa Undip sendiri memfasilitasi dengan konversi SKS (disesuaikan dengan prodi masing - masing) selama mereka melanjutkan program studinya di luar negeri. Bahkan, di Fakultas Hukum terdapat "pojok IISMA" dimana para mahasiswanya dapat konsultasi langsung mengenai program IISMA itu sendiri.
Namun, untuk sampai di tahap lolos dinyatakan sebagai penerima beasiswa (awardee) IISMA ada perjalanan yang cukup menguras waktu dan diperlukan persiapan yang panjang. Mulai dari persiapan pemberkasan dan administrasi, English Preparation Test, penulisan Essay, Seleksi Wawancara, hingga pada akhinya dinyatakan lulus seleksi program IISMA ini. Tahapan secara detail bisa dilihat langsung melalui website resmi mereka iisma.kemdikbud.go.id, disana terdapat banyak informasi mengenai program IISMA hingga list daftar host university dapat kalian lihat disana.
Salah satu Awardee IISMA 2023, Kayla dari Fakultas Hukum Undip menjelaskan tahapan yang paling sulit menurut pengalamannya, "Untuk tahapan yang menurut aku paling sulit itu pas pembuatan essay, karena di tahap ini, aku banyak self-reflect tentang kenapa sih aku harus ikut program ini? apa achievement aku yang sekiranya layak untuk aku tulis di essay? apa sih the most challenging phase in my life during my study?. Apalagi, ada maximum words setiap jawabannya yang bikin aku makin kesulitan karena jawaban aku harus concise tapi juga harus mencakup semua yang mau aku bahas, and more importantly, the essay should show who i am." Jelas Awardee IISMA 2023 University of Warsaw di Polandia itu, pada wawancara singkat Jumat (28/4/23) lalu.