Lihat ke Halaman Asli

Belvana Sarah

Mahasiswa

Waduk Jatigede Pasca Penggenangan: Sukses Merangkul Perubahan Atau Gagal Membangun Masa Depan?

Diperbarui: 29 September 2024   09:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waduk jatigede merupakan sebuah waduk yang terdapat di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Pembangunan waduk ini dimulai pada tahun 2008 dan diresmikan pada tahun 2015 serta beroperasi pada tahun 2017. Waduk ini dibangun dengan membendung aliran Sungai Cimanuk di Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang. Kapasitas waduk ini mencapai 979,5 juta m3.

Waduk Jatigede ini memiliki fungsi utama yaitu untuk mengairi lahan pertanian dan sebagai pembangkit listrik. Waduk ini juga mendistribusikan air bersih bagi masyarakat sekitar dengan kapasitas hingga 3.500 m3/detik. Selain itu, waduk ini juga membantu meredam terjadinya banjir di Jawa Barat dengan wilayah seluas 14.000 hektar.

Waduk Jatigede juga memberikan keindahan alam yang 'tidak sengaja' terbentuk akibat dari proses penggenangan. Puncak bukit berpadu dengan luasnya air yang memantulkan birunya langit menjadi sebuah pemandangan yang indah. Dengan memanfaatkan keindahan tersebut, masyarakat menjadikannya sebagai kawasan wisata alam.

  • Permasalahan Penggenangan desa untuk Waduk Jatigede

Sebelum menjadi Waduk Jatigede, daerah ini merupakan desa -- desa yang memiliki budaya dan peradaban yang menjadi bagian dari sejarah peradaban Tatar Parahyangan. Terdapat makam -- makam kuno dan situs cagar budaya serta arkeologi yang menjadi bagian dari situs peradaban dunia.

Penggenangan ini akan berdampak buruk kepada lingkungan, salah satunya satwa liar. Karena terdapat kawasan hutan lindung dan hutan produksi di bawah pengelolaan Perhutani Sumedang yang merupakan habitat satwa liar dan keberagaman hayati lainnya.

Dampak banjir Waduk Jatigede tidak hanya berupa hilangnya satwa liar dan  mata pencaharian, namun juga menimbulkan dampak sosial dan budaya yang serius. Masyarakat yang tinggal di sekitar waduk  memiliki ikatan yang kuat dengan tanahnya, dengan tradisi, adat istiadat, dan nilai-nilai yang  diwariskan dari generasi ke generasi. Banjir memaksa mereka  meninggalkan rumah dan pemukiman yang  menjadi bagian dari jati diri mereka, dan mereka merasakan rasa kehilangan yang sangat mendalam.

Selain itu, situs peninggalan sejarah dan budaya  seperti makam dan reruntuhan kuno di kawasan ini juga terancam punah. Hilangnya situs-situs tersebut tidak hanya merugikan masyarakat lokal, namun juga mengurangi nilai sejarahnya, yang penting bagi penelitian arkeologi dan budaya di seluruh dunia.Mengabaikan situs bersejarah ini juga dapat mengakibatkan hilangnya peluang wisata yang dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal.

Perubahan aliran sungai dan kualitas air akibat banjir tidak hanya mengancam satwa liar, namun juga dapat mempengaruhi kehidupan organisme yang bergantung pada ekosistem air tawar. Hal ini juga dapat mempengaruhi kualitas air yang digunakan  masyarakat dan menimbulkan konflik  sumber daya air.

Permasalahan lainnya adalah dampak terhadap kesehatan masyarakat. Proses banjir dapat menciptakan habitat penyakit seperti malaria akibat genangan  yang tidak terkendali. Kesehatan masyarakat  semakin berisiko, terutama bagi anak-anak dan kelompok rentan lainnya. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan strategi mitigasi yang melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.

Partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan pengelolaan sumber daya dan program restorasi dapat menjadi langkah penting dalam meminimalkan dampak negatif  pembangunan Waduk Jatigede. Untuk memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan alam, keseimbangan antara pembangunan infrastruktur dan perlindungan lingkungan dan budaya harus diprioritaskan.

  • Solusi untuk Permasalahan Penggenangan Waduk Jatigede
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline