Lihat ke Halaman Asli

Belva Atsil

Mahasiswi UPI

Film Pitch Perfect Menurut Teori Gender dan Seksualitas, Male Gaze serta Ras dan Etnisitas

Diperbarui: 25 Oktober 2022   23:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Pitch Perfect, film yang terdiri dari tiga film panjang bergenre komedi musikal yang mulai tayang pada tahun 2012 dan disutradarai oleh Jason Moore (Pitch Perfect Fandom, 2013) adalah film yang mengandung banyak sarkasme dan candaan yang bersifat seksis serta rasis. Bahkan terdapat beberapa candaan tentang bagaimana Amerika adalah negara yang paling dibenci dan mengangkat konflik Amerika dengan Jerman. Film pertama seri ini bercerita tentang grup akapela berasal dari Barden University, bernama Barden Bellas yang menyelesaikan konflik internal mereka dan memenangkan  kompetisi akapela antarkampus nasional sedangkan seri kedua menceritakan bagaimana Bellas mempertahankan klub mereka setelah konflik tidak senonoh yang terjadi dengan memenangkan kejuaraan akapela internasional. Lalu di seri ketiga, Bella mengikuti tur dunia untuk kembali bernyanyi bersama setelah mereka menjalani kehidupan tanpa bernyanyi akapela setelah sekian lama.

Seksualitas dan Gender

Seksualitas bukan berasal dari dorongan biologis namun ditentukan oleh proses manusia yang bersosialisasi dan mempelajari kebudayaan secara spesifik pada waktu tertentu. (Sokowati, 2018, 51) Seksualitas merupakan perasaan seksual, rasa terpikat dan kelakuan kita terhadap seseorang. (Betterhealth, 2019) Pada era media sosial ini, seksualitas tidak terbatas dengan heteroseksual. Homoseksual dan berbagai seksualitas lainnya mulai diakui dan bahkan dituangkan kepada film-film di seluruh dunia sebagai pesan tersirat mengenai penerimaan kaum minoritas dalam konteks seksualitas. Hal ini termasuk pada film Pitch Perfect dimana terdapat karakter Cynthia Rose yang memiliki seksualitas homosexual (lesbian).

Gender adalah karakteristik biologis dari wanita dan pria yang dikonstruksi masyarakat dan dikaitkan dengan peran yang harus dilakukan seorang wanita atau pria. (Kari, n.d.) Jenis gender yang diterima secara luas oleh masyarakat adalah  maskulin, feminin, netral dan umum. (Kumar, 2022) Beberapa stereotip dikaitkan dengan gender seseorang dalam tatanan sosial kita sekarang. Misalnya,  seorang laki-laki (maskulin) harus bersikap kuat, aktif, superior dan dominan sedangkan (perempuan) feminin harus bersikap lemah, pasif, inferior dan submisif. Stereotip ini membawa diskriminasi gender yang masih sedikit tertuang dalam film Pitch Perfect.

Terutama pada saat John dan Gail (pembawa acara kompetisi pada seri satu) bercakap-cakap tentang grup akapela perempuan tidak pernah memasuki tahap final kompetisi akapela antarkampus karena ketidakmampuan mereka menciptakan nada bass untuk melengkapi lagu. Hal ini menunjukkan keadaan superior laki-laki dan inferioritas perempuan. Selain itu, diskriminasi gender berpuncak pada seri ketiga saat Gail bertanya, "Apakah kau merekam semuanya, John?" dan John menjawab "Oh tentu saja, Gail. Kamera adalah hal yang sulit dioperasikan wanita, namun adalah mainan untuk pria!".

Male Gaze

Teori yang dipatenkan pada industri perfilman ini dikenalkan oleh seorang ahli teori film dari Inggris, Laura Mulvey pada tahun 1975. Teori ini menyoroti praktik objektifikasi perempuan dimana perempuan dijadikan sebagai objek pasif dari hasrat seksual laki-laki. Penerapan teori ini dalam film adalah bagaimana kamera merekam tubuh wanita dengan close-up shot, atau bagaimana laki-laki terpaku melihat wanita. (Langit, 2021) Pitch Perfect masih menggunakan teori ini dalam beberapa bagian. Contohnya saat klub Sigma Beta Theta yang mengundang Bellas untuk bernyanyi di acara tahunnya membuat komentar "Aku ingin Bellas yang seksi, bukan peternakan ini!"

Ras dan Etnisitas

Candaan rasis adalah bagian dari film Pitch Perfect yang menonjol, biar begitu, tidak terdapat tindakan diskriminasi ekstrem dalam film ini. Ras diartikan sebagai golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik dan garis keturunan seseorang sedangkan etnis adalah penggolongan manusia berdasarkan kepercayaan, nilai, kebiasaan, adat istiadat, norma bahasa, sejarah, geografis, dan hubungan kekerabatan. (Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum, 2008)  Bellas terdiri dari berbagai macam ras dan etnisitas. Ada kejadian dimana anggota Bellas bernama Flo (mahasiswi asing dari Guatemala) dan Cynthia pernah berargumen tentang kesalahan mereka pada suatu penampilan. Cynthia berkata, "Flo menabrakku di panggung!" lalu Flo menjawab, "Tentu. Salahkan saja kaum minoritas,". Cynthia lalu menegaskan, "Aku berkulit hitam, lesbian dan seorang wanita!"




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline