Lihat ke Halaman Asli

bellunakayla

Universitas Pendidikan Indonesia

Pengalaman Pertama Menjadi Penerjemah, Tantangan dan Kesulitan

Diperbarui: 21 November 2024   02:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pada tanggal 10 November, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia khususnya kelas 3C mengadakan kegiatan Pengabdian pada masyarakat di SDN Sagalaherang IV. Kegiatan yang dilakukan yakni memainkan permainan tradisional Jepang, memasak, dan membacakan cerita. 

Di kegiatan ini tidak semua yang berangkat pergi melakukan kegiatan dan saya merupakan salah satunya. Saya sendiri mendapat peran sebagai penerjemah buku bergambar dalam kegiatan ini. Menjadi penerjemah buku ternyata tidak semudah yang saya bayangkan. Ini adalah kali pertama saya menjadi translator. Ternyata menjadi translator membutuhkan ketelitian dan yang terpenting yakni bagaimana kita bisa mengartikan makna tersebut agar arti yang terkandung bisa tersampaikan dengan akurat. 

Tantangan saya dalam mengerjakan yakni bagaimana saya bisa menerjemahkan kalimat agar hasilnya terlihat alami dan tidak seperti diterjemahkan.Saya banyak sekali menemukan kalimat yang membuat saya bingung dengan artinya. Saya sedikit kesusahan tapi walaupun begitu melakukan ini menambah wawasan saya. 

Mencoba menerjemahkan buku menjadi pengalaman yang luar biasa bagiku. Setelah tau kalau anak anak SD pada menyukainya, saya jadi termotivasi lagi untuk belajar lebih lagi untuk mengembangkan kemampuan saya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline