Setiap saat berada dijalan..wah rasanya harus mempunyai kesabaran yang segunung. Apa pasal..? Sekarang ini hampir setiap hari seakan jumlah kendaraan semakin bertambah. Terutama motor. Begitu menumpuk dan awut-awutan. Hal itu terpantau karena penulis kebanyakan berada di jalan dengan menggunakan motor.
Menjadi pertanyaan sendiri, apakah keadaan dijalanan yang begitu adanya dikarenakan banyaknya kendaraan..? Atau sempitnya jalan..? Sepertinya belum ada survei yang pasti tentang hal ini.
Menurut pengamatan penulis, didasar dari pengalaman sehari-hari, keadaan dijalanan yang begitu semrawut dikarenakan satu hal yaitu tidak adanya kesadaran dari setiap pribadi pengendara. Baik pengendara motor, mobil dan angkutan umum (bis, mikrolet, dsb). Masing-masing pengendara tidak sadar bahwa dijalanan itu berdampingan dengan pengendara lainnya. Jalan bukan kepunyaan sendiri yang dengan seenaknya dilalui. Memang dijalanan sudah banyak rambu rambu lalu lintas yang dimaksudkan untuk mengatur setiap kegiatan di jalan. Tetapi semua itu sepertinya sudah tidak diindahkan oleh para pengendara. Tidak ada kesadaran bahwa rambu itu mempunyai arti, maksud dan tujuan. Contoh tidak adanya kesadaran pengendara adalah sudah tidak bisa membedakan lagi antara lampu merah, kuning dan hijau. Dihampir setiap perempatan atau pertigaan jalan, terutama di daerah pinggiran, sudah tidak dipedulikan apakah lampu menyala merah kuning atau hijau. Yang penting lewat dan tancap terus.
Begitu pula banyak pengendara motor yang tidak sadar dalam menjalankan kendaraannya. Slonong sana sini, belok tanpa sein, tidak menggunakan helm, satu motor bertiga, dan hal lainnya. Pun pemandangan terlihat di jalan tol.
Jika pengendara itu mempunyai kesadaran dalam berlalulintas, niscaya akan tercapai keteraturan di jalan. Masing masing sadar akan kewajibannya selaku pengguna jalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H