Lihat ke Halaman Asli

Kerja Keras Orang Tua Untuk Menghidupi Anak-Anaknya

Diperbarui: 16 Januari 2024   18:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya, apapun pasti ia lakukan untuk menghidupi kebutuhan anaknya.
apapun pekerjaan pasti akan ia lakukan untuk menghidupi keluarga dan anak anaknya.

Di suatu tempat terpencil di Arcamanik Kota Bandung, terdapat satu keluarga yang didalamnya ada sepasang suami istri dan dua orang anak, anak sulungnya ini sudah terbilang cukup usia,  dan dengan usianya yang sudah cukup matang, seharusnya ia sudah bisa membantu kedua orang tuanya yang sudah terbilang tua.

Tetapi alih alih membantu orang tuanya, ia hanya bisa bersantai tanpa memikirkan kelanjutan hidup untuk dirinya sendiri dan untuk keluarganya. inilah yang dialami oleh keluarga Bapak Wahyu dan Ibu Sri.

sepasang suami dan istri ini masih memaklumi kebiasaan buruk sang anak sulungnya (Adit), padahal mereka juga sudah tidak mempunyai usia yang terbilang muda lagi. tetapi mereka tetap harus menghidupi kehidupannya.
terkadang Ibu Sri bekerja sebagai buruh cuci dan juga setrika harian, ia biasanya dibayar 50rb perhari, dan dengan satu hari ia biasanya tidak lebih dari 2 rumah yang ia datangi.

Sedangkan Bapak Wahyu, ia bekerja menjadi kuli serabutan, yang kerjaannya pun tidak tentu dan juga bayarannya juga tidak setimpal dengan resiko pekerjaan yang ia lakukan, terkadang untuk merenovasi genting rumah atau membuat bangunan-bangunan lainnya, ia hanya mendapatkan upah 150rb dan uang itu pun harus ia bagi rata dengan teman-teman kulinya.

Dengan pekerjaan suami dan istri ini, mereka masih bisa menghidupi keluarganya bahkan mereka juga bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai kuliah, meskipun mereka harus banting tulang untuk menghidupi mereka dan anak anaknya.

Tetapi mereka tidak menyerah dalam menjalankan pekerjaannya ini, walaupun hanya mereka yang bekerja dan sang anak sulung tidak bisa dan tidak mau melakukan apa apa.

Dalam kisah ini, kita mempunyai beberapa kesimpulan yang menarik, bahwa kita tidak boleh pantang menyerah apapun pekerjaan dan cobaan hidup yang kita hadapi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline