Lihat ke Halaman Asli

Kisahku dan Aslan

Diperbarui: 25 Oktober 2023   00:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hai. namaku Abigail, Aluna Abigail Atmaja.

Seorang mahasiswa yang mempunyai kehidupan selayaknya mahasiswa pada umumnya, yang mempunyai teman, dan emm.. pacar.

Namanya Aslan, pria berusia 22 tahun yang mempunyai postur badan  yang membuatku jatuh cinta  padanya sejak pertama kali aku melihatnya di sekolah. Jika dihitung, aku sudah mengaguminya selama satu..dua...tiga... emm enam tahun! Ya.. enam tahun memang bukan waktu yang sebentar untuk mengagumi seseorang, apalagi disaat umurku yang masih kecil pada saat itu.

Aku juga heran kenapa aku bisa menyukai Aslan dalam waktu yang cukup lama.. mungkin karna dia mempunyai paras yang berbeda dari yang lain??.. namanya juga anak kecil pasti hanya mempunyai satu alasan untuk menyukai lawan jenis, karna ia ganteng menurutku HEHEHHE.

Singkat cerita saat Aslan lulus dari sekolah, kami lost contact dan hanya berteman sebatas dengan follow-followan instagram dan melihat storynya, tetapi tanpa disadari aku masih penasaran dengan kehidupannya setelah lulus dari sekolah, tidak bisa dipungkiri bahwa aku masih mempunyai perasaan suka terhadap Aslan. Tiga tahun sudah dilewati dan akhirnya aku lulus dari sekolah itu, tempat dimana aku dan Aslan bertemu.

Aku memutuskan untuk mengisi waktu liburan panjangku dengan bermain bersama Ranti dan Maya sebelum kami disibukkan dengan kegiatan masing-masing. Aku benar-benar menghabiskan waktu bersama teman-temanku di setiap harinya, karena aku tidak mempunyai pacar yang bisa menemaniku kemana saja. Teman-temanku selalu meledekku dengan kalimat "cari pacar dong! Masa kita terus nih yang nemenin kamu" ucap Ranti, "iya nih, masih aja suka sama Aslan padahal orangnya juga udah gak tau tuh kemana" timbal Maya, aku hanya tersenyum tipis mendengarnya, "iya ya, aku sudah lama tidak melihat Aslan, apa kabar ya dia?" pikirku dalam hati. Tetapi lamunanku buyar ketika aku melihat pria dipojok ruangan dengan paras yang tinggi dan sepertinya aku tahu betul siapa lelaki itu, "atau mungkin aku salah lihat ya? Tidak mungkin itu Aslan" pikirku dalam hati, tetapi rasa penasaranku sirna ketika aku melihat parasnya dan ya! Itu Aslan, pria yang selama ini sudah tidak pernah aku temui lagi, bahkan aku sempat berfikir bahwa aku tidak akan bertemu kembali dengannya, tetapi siapa sangka bahwa aku akan bertemu dengannya di tempat ini.

"Aslan?" ucapku,  "iya? Siapa ya?" jawabnya, aku kecewa dengan jawabannya karna ia ternyata tidak mengingatku. "aku Abigail, masa kamu lupa?", "sorry, Abigail yang mana ya?" timbalnya lagi, sontak aku langsung mencubit perutnya dan berkata "kamu beneran lupa?", dan "ohh!! Abigail!!! kamu beda banget sekarang" ia langsung mengingatku ketika aku mencubit perutnya, karna hal itu sering aku lakukan kepadanya di masa sekolah karna sifat nyebelinnya itu.

Kami mengobrol panjang lebar disana, kami menanyakan kabar masing-masing, walaupun pada awalnya aku kesal kepadanya karna ia tidak mengingatku.

Waktu sudah menunjukan pukul 20.00 WIB, dan aku pun sudah kembali kerumah, aku menaiki tempat tidurku untuk sekedar merebahkan diri, "fyuuuhh" ucapku lemas sambil membantingkan tubuhku ke kasur karna hari ini aku merasa kelelahan, tetapi rasa lelah itu hilang ketika handphone ku berdering pertanda ada chat masuk, benar saja, chat itu dari Aslan, ia mengabariku bahwa ia sudah sampai rumah, semenjak saat itu kami menjadi intens bertemu dan saling bertukar pesan, itu membuat perasaanku terhadap Aslan makin menjadi-jadi, aku semakin kagum pada sosok Aslan, walaupun ia menyebalkan tetapi sifat menyebalkannya itu tertutup dengan perhatian dan sifat lembutnya kepadaku.

Hingga pada saat ini sifat perhatian dan lembut Aslan kepadaku tidak pernah berubah, dan sekarang kami resmi berpacaran. "huft.. tidak sia-sia ya aku menunggu Aslan selama enam tahun" ucapku dalam hati. Sejak dulu aku tidak pernah mempunyai pikiran bahwa aku akan berpacaran dengan Aslan, karena menurutku menjadi sahabatnya saja pun sudah cukup. Siapa sangka sekarang aku dan Aslan sudah resmi berpacaran dan menjalani kehidupan kami berdua dengan bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline