Lihat ke Halaman Asli

First Version of Yourself-Menjadi Diri Sendiri

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14132066931551807549

Judul yang saya adopsi diatas mungkin terlihat simple, tetapi mempunyai makna yang cukup dalam jika direnungkan. Pernahkah Anda berpikir, Sudahkah saya menjadi diri sendiri? Pertanyaan ini sangat jarang kita tanyakan pada pribadi masing-masing, bukan?

Menjadi diri sendiri tidak serta merta menjadi pribadi yang bebas dan tidak tahu aturan. Anda perlu mempunyai komitmen dan menghargai diri sendiri. Bagi sebagaian orang, hal ini sangat susah dilakukan. Mengapa? Di arus global dan modernisasi zaman sekarang, remaja khusunya, sering mengikuti trend yang berlaku, mulai dari gaya berbicara, mode, hingga “tempat tongkrongan”. Dari masalah ini kita dapat melihat bahwa trend yang berlaku kadang tidak sesuai dengan usia remaja, tetapi malah dipaksakan agar terlihat trendi dan tidak ketinggalan zaman.

Masalah tersebut (menurut saya) juga dapat menurunkan tingkat moral dan rasa bersyukur. Tidak haya remaja, namun semua orang dari semua kalangan dan usia tentu dapat meraskannnya. Tingkat moral yang kita dapat analisis yaitu, orang-orang cenderung melakukan berbagai cara untuk mendapatkan sesuatu. Sebagai contoh remaja diatas, mereka tidak sadar menuntutut orang tua mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka, padahal belum tentu orang tua dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Lain halnya pada remaja yang suka membolos atau tawuran. Mungkin dalam diri mereka tidak ingin melakukan itu, tetapi mereka takut akan diolok-olok. Disini peran menjadi diri sendiri diperlukan karena saat kita dapat menjadi dan memahami diri sendiri kita dapat menganalisis perbuatan yang kita lakukan, baik dan buruknya bagi kita dan lingkungan.

Memahami dan menjadi diri sendiri bukan hanya akan menguntungkan kita secara pribadi tetapi juga lingkungan kita. Menjadi diri sendiri juga diperlukan moral sebagai tolak ukur perbuatan-perbuatan kita dan mempunyai rasa bersyukur menjadi seseorang yang bermoral yang dapat menghargai tiap pribadi seseorang juga bersykur akan apa  yang kita dapatkan dan miliki dihidup kita.

Menurut saya, menjadi diri sendiri adalah sebuah perbuatan hebat karena hal/seseorang yang paling susah dipahami adalah kita sendiri. Ketakutan, musuh, perasaan juga berasal dari diri kita sendiri. Jadi, pada saat kita dapat memahami dan dapat “mengendalikan”nya, kita dapat terus menghargai hidup ini.

Dengan begitu, saya rasa Andalah yang lebih pantas menyimpulkannya.

Sudahkah saya menjadi diri sendiri?

“Be a first version of yourself, not a second rate version of someone else – Judy Garland”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline