Tahukah anda apa itu IDB? Masih banyak masyarakat umum yang belum mengetahui tentang Islamic Development Bank (IDB). Hanya beberapa masyarakat yang mengetahui apa itu IDB karena masih kurangnya pengetahuan dan sosialisasi tentang Perbankkan Syariah di Indonesia.
IDB merupakan lembaga keuangan multilateral yang didirikan oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI) untuk meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi negara anggota dan masyarakat muslim dinegara bukan anggota dengan berlandaskan prinsip-prinsip Syariah. Jadi, tujuan dari IDB itu sendiri adalah untuk mendorong pembangunan ekonomi dan kemajuan sosial negara-negara anggota dan masyarakat muslim baik secara perorangan maupun bersama-sama sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Produk dari IDB itu sendiri sama seperti bank syari’ah, yaitu ada Mudharabah, Ijarah, Istishna’, Musyarakah, IMBT, Equity Participation, HRD and Project Finance, Technical Assistance, Research and Training.
Sebenarnya, Indonesia merupakan salah satu negara pelopor pendirian dari IDB. Indonesia sudah bergabung dengan IDB sejak tahun 1978 / 1398 H. Indonesia sudah menyetorkan modal ke IDB sebesar 2,32%. Dengan modal sebesar itu dapat menempatkan Indonesia dalam 10 besar negara penyetor modal IDB, dan Indonesia menjadi salah satu anggota Board Executive Director (BED) di IDB. Ada dua kantor regional IDB yaitu di Rabat, Maroko, dan di Kuala Lumpur, Malaysia.
Pembiayaan dari IDB memiliki karakteristik yang sesuai dengan hukum islam, yaitu memakai sistem syari’ah diamana riba dilarang, biaya pinjaman hanya dikenakan terhadap dana yang telah digunakan, tidak terdapat front-end fee dan commitment fee, dan terdapat rabat (discount) jika membayar tepat waktu.
Sekarang jumlah anggota dari IDB ada 59 negara. Tidak semua negara dapat masuk menjadi anggota IDB. Syarat dan kondisi dasar untuk menjadi anggota IDB yaitu, bahwa negara calon anggota harus menjadi anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI), membayar kontribusi kepada modal bank dan bersedia menerima syarat-syarat dan kondisi sebagaimana dapat diputuskan oleh Dewan Gubernur IDB.
Pada tanggal 27 Juni 2014, IDB secara resmi membuka kantor Country Gateway Office (CGO) di Jakarta, Indonesia, untuk memperkuat hubungan dengan Indonesia dan anggota OKI lainnya yang berada di kawasan Asia. "Kantor perwakilan ini diharapkan dapat memainkan peran efektif dalam mendukung prioritas pembangunan bagi pemerintah serta penghubung bagi IDB dengan sektor swasta nasional Indonesia," kata Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dalam acara pembukaan CGO di Jakarta. Dengan adanya CGO ini diaharapkan dapat bekerja tidak hanyak di sektor pemerintahan, tetapi dapat bekerja sama dengan sektor swasta umum juga.
Adanya CGO ini diharapkan dapat berdampak strategis, karena Indonesia akan mudah mendapat tambahan dana investasi di bidang infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan, serta juga bisa memajukan keuangan dan bisnis syari'ah di Indonesia. “Yang tidak kalah penting adalah kerja sama memajukan finansial islami. Banyak benefit yang akan diperoleh Indonesia dengan kehadiran IDB di Jakarta ” ujar Bambang. Dari tahun 2011 sampai 2014 IDB sudah menggelontorkan dana US$ 3,3 miliar, dan kemungkinan akan terus bertambah setelah IDB membuka cabang di Indonesia.
Dalam rapat tahunan IDB yang dilaksanakan tanggal 23-26 Juni di Jeddah, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D Hadad memaparkan bahwa perkembangan keuangan Islam di Indonesia semakin meningkat. Sudah banyak rekening simpanan pada bank-bank syari’ah dan asset dari bank-bank syari’ah pun meningkat hingga mencapai rata-rata 37,4% dalam 5 tahun terakhir, selain itu pada pasar modal syari’ah juga meningkat, dan diikuti pada sektor keuangan syariah lainnya. Selain itu, peningkatan perekonomian syari’ah juga di dukung oleh adanya program studi ekonomi Islam di beberapa perguruan tinggi.
Tahun depan, ada wacana bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah Islamic Investment Infrastructur Bank. Event ini merupakan institusi berskala global dengan prinsip berbasis syariah. Dengan adanya ini, diharapkan dapat meningkatkan aset pasar keuangan syariah di Indonesia. Asisten Direktur Pengembangan Pasar Uang Syariah Bank Indonesia (BI) Rifki Ismal mengatakan bank infrastruktur berbasis syariah tersebut merupakan entitas patungan antara Islamic Development Bank (IDB) dan Kementerian Keuangan.
Jadi, IDB sangat membantu pemerintahan dalam membangun negara agar lebih baik. Prinsip yang digunakan oleh IDB juga berdasarkan syari’ah sehingga jelas tidak mengambil keuntungan dari negara karena riba jelas dilarang dalam prinsip syari’ah. Maka, sebaiknya pemerintah lebih mengembangkan hubungan dengan IDB karena sangat membantu pendanaan pertumbuhan negara kita. Selain itu, lebih baik jika pemerintah gencar dalam sosialisasi penerapan perekonomian syari’ah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H