Rabu ( 08/03/2023), mahasiswa KKN-T MBKM Membangun Desa Universitas Negeri Malang menyelenggarakan salah satu program kerja berupa "Pelatihan Pengolahan Minyak Jelantah menjadi Sabun Cuci Piring". Pelatihan ini dilaksanakan di balai desa srigonco dengan bekerja sama dengan pihak umkm, ibu PKK di Desa Srigonco serta ibu-ibu perwakilan RT setempat. Kegiatan ini bertujuan untuk mengolah limbah rumah tangga berupa minyak jelantah yang sering dipandang sebelah mata dan dibuang begitu saja.
Tentu saja minyak jelantah yang dibuang begitu saja kurang baik dampaknya untuk lingkungan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, mahasiswa KKN-T MBKM UM berinisiatif mengadakan pelatihan tersebut. Ibu-ibu rumah tangga setempat dihimbau untuk mengumpulkan minyak jelantah sisa di dapur dari pada dibuang begitu saja. Setelah minyak dikumpulkan maka ibu-ibu perwakilan RT serta ibu-ibu PKK diajak untuk ikut serta mengikuti pelatihan tersebut.
Siapa sangka minyak jelantah bisa menjadi sabun cuci piring bukan? Karena rasa ingin tahu yang tinggi bagaimana cara mengolah minyak jelantah menjadi sabun cuci piring, ibu-ibu setempat sangat berantusias mengikuti pelatihan ini.
Pengolahan minyak jelantah agar menjadi sabun cuci piring ini memerlukan tahapan dan bahan pendukung lainnya agar tercipta sebuah sabun cuci piring yang siap pakai dan memiliki nilai guna. Minyak jelantah cenderung berwarna gelap karena kotor dan memiliki aroma yang kurang sedap. Oleh karena itu, perlu dilakukan tahap perendaman menggunakan pasir, dan juga diberi aromatic seperti sereh dan jeruk nipis. Minyak jelantah yang sudah siap ini akan dilanjutkan ke tahap pengolahan menggunakan KOH, NaOH, dan bahan lainnya sesuai dengan takaran, tak lupa juga diberi pewarna dan pewangi untuk menambah nilai visualnya.
Tujuan dan manfaat diadakannya pelatihan ini adalah memanfaatkan limbah minyak jelantah menjadi suatu produk yang memiliki nilai guna bahkan nilai jual. Bahkan ibu-ibu setempat yang telah mengikuti pelatihan ini diharapkan mengembangkan ilmu yang diperoleh dan nantinya diharapkan akan menjadi peluang usaha bagi masyarakat setempat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H