Lihat ke Halaman Asli

Teknik 3M Bimbingan dan Konseling

Diperbarui: 4 Agustus 2024   19:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Bimbingan & Konseling hadir sebagai tempat atau wadah berkonsultasi masalah yang dialami setiap orang melalui konselor, dengan tujuan membantu individu untuk mengoptimalkan diri dan berkembang. Namun satu hal yang harus dimiliki seorang konselor dalam menanggani masalah konseli yaitu memiliki teknik yang sesuai dan benar.

Banyak kasus konseli merasa tidak puas atau tidak terbantunya masalah mereka oleh konselor karena tidak memiliki atau menerapkan teknik dalam proses berjalannya konseling. Setiap masalah membutuhkan solusi, ada peristilahan yang trend yaitu "Orang yang memiliki masalah hanya membutuhkan 3M (3 miliar)" dalam bimbingan konseling 3M yaitu ; mendengar, memahami, dan merespon dalam komunikasi.

Mendengar. Dalam proses konseling mendengarkan secara aktif dan maksimal adalah sesuatu yang sangat penting. Terutama dalam awalan  dari pelaksanaan konseling, secara profesional seorang konseli, menerima konseli  dengan kondisi  yang benar, memusatkan perhatian  kepada konseli  dan mampu menerima pesan dengan baik dari yang dikomunikasikan konseli. Kemudian dengan kemampuan mendengar yang baik, seorang konselor akan dapat mengolah secara menyeluruh dan teliti setiap pesan atau stimuli yang diterimanya.

Memahami. Harapan, kebutuhan, dan latar belakang klien akan menentukan keberhasilan proses konseling. Oleh karena itu memahami klien perlu dimiliki oleh seorang konselor sebelum, pada saat,
dan sesudah proses pelayanan berlangsung. Memahami klien bukan bukan sekedar nama dan identitas lainnya, tetapi dalam arti luas adalah memahami seluk beluk masalah, latar belakang dan latar depannya. Memahami dalam konseling merupakan suatu bentuk interaksi komunikasi antara konselor dan konseli di mana konselor adalah orang yang memiliki peran utama terhadap keberhasilan konseling. Namun sebelum kita mampu memahami orang lain terlebih dahulu tentu konselor harus memahami diri sendiri dan selanjutnya baru memahami diri orang yang menjadi lawan bicara kita yaitu konseli. Pemahaman atau penilaian dalam konseling dimaksudkan untuk kepentingan pemberian bantuan bagi pengembangan potensi yang ada pada diri konseli dan atau pengentasan masalah - masalah yang dihadapinya.  

Tujuan memahami konseli diantaranya; (1) Agar mampu menerima keadaan konseli seperti apa adanya dan sekaligus dari segi kelebihan maupun kekuranganya. (2) Agar konselor mampu memperlakukan konseli sebagaimana mestinya dalam arti lain mampu memberikan bantuan sesuai harapan konseli. (3) Agar konselor terhindar dari gangguan komunikasi, sehingga menciptakan relasi yang semakin baik dengan konseli. Adapun tahapan - tahapan untuk memahami konseli dalam sesi konseling antara lain : Mengidentifikasi masalah, melakukan diagnosa, menetapkan prognosis, evaluasi, dan tindak lanjut.

Merespon. Merespon adalah suatu  keterampilan untuk membalas segala rangsangan yang telah disampaikan oleh lawan bicara kita. Melalui rangsangan konselor, memungkinkan konseli untuk melakukan eksplorasi tentang dirinya dalam hubungannya dengan akurat, maka konselor harus mampu mendengarkan pertanyaan/ pernyataan komunikan dengan akurat pula. Merespon juga berarti memasuki frame of refence konseli (dunia konseli). Jadi ada dua perangkat keterampilan yang diperlukan dalam merespon yaitu, (a) membedakan secara cermat dimensi - dimensi pengalaman konseli, (b) mengkomunikasikan secara akurat pada komunitator dimensi - dimensi yang diterima dan dipahami konseli. Dalam proses konseling mendengarkan secara aktif dan maksimal menjadi sesuatu yang sangat penting. Terutama awalan dari pelaksanaan konseling sampai tercapainya pengolahan pesan atau stimuli yang baik oleh konselor.

Dengan kemampuan mendengar yang baik oleh konselor akan mampu memahami stimuli tersebut dengan baik dalam rangka mencapai kemandirian konseli, memahami itu bukan hanya memahami tentang identitas klien namun secara menyeluruh dan komprehesif tentang apa yang disampaikan konseli. Setelah permasalahan atau pesan tersampaikan konseli dapat dipahami maka seorang konselor yang profesional akan mampu memberikan respon yang baik dan tepat terhadap pesan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline