Lihat ke Halaman Asli

Bella Umro Isyah

Mahasiswi di IAIN Jember Prodi PGMI D2 '19'

Aliran Eksistensialisme dan Para Tokoh Pemikirannya

Diperbarui: 2 Mei 2020   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Assalamualaikum wr.wb.

Okey, kalin ini akan membahas tentang aliran eksistensialisme dan para tokohnya, sebelumnya udah pada tau belum tentang materi kali ini, kalau begitu langsung aja ya ...

Aliran Eksistensialisme, kata dasarnya eksistensi yakni exist yang berawal dari bahasa latinnya "ex" artinya keluar dan "sistere" yang bermakna berdiri. Jadi eksistensi ini merupakan berdiri dengan keluar dari diri sendiri. 

Dalam artian bahwa dengan keluar dari diri sendiri, manusia sadar akan dirinya ia berdiri menjadi aku ataupun pribadi. Agar lebih memahami tentang filsafat eksistensialisme, maka harus dilainkan dengan filsafat eksistensi. Untuk eksistensi sendiri memiliki arti filsafat yang meletakkan cara wujud manusia menjadi tema Sentral. Sedangkan eksistensialisme merupakan aliran yang mengatakan bahwasanya cara Berada manusia dan benda lain itu tidak sama. 

Seperti halnya manusia berada di dunia, sapi dan pohon juga. Namun cara keberadaannya tidaklah sama titik aliran ini lahir dari suatu krisis, krisis artinya penentuan. 

Dengan begitu krisis ialah suatu perjalanan dari satu krisis ke krisis yang lain. Adapun tujuan pendidikan menurut aliran eksistensialisme ini adalah untuk memotivasi seseorang agar mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Di mana Itu atas kesadaran diri nya sendiri. Jika dipandang dari segi pendidikan seseorang itu memiliki kebebasan dalam memilih sekolah yang dia inginkan. 

Tokoh-tokoh pemikiran aliran eksistensialisme diantaranya:

1. Jean Paul Sartre, lahir di Prancis, 21 Juni 1905 dan meninggal pada tanggal 15 april 1980. Ia merupakan filsuf kontemporer dan seorang penulis Prancis. Sartre beranggapan eksistensi itu sudah ada lebih dulu daripada esensi. Maksudnya, manusia akan mempunyai esensi apabila ia sudah eksis terlebih dahulu dan esensi itu akan timbul ketika manusia mati.

2. Soren Aabye Kiekegerd, masa aktifnya tahun 1813 sampai 1855 dan lahir di Kopenhagen, Denmark. Ia mulai belajar teologi di Universitas Kopenhagen, ia sangat menetang pemikiran Hegel yang pada waktu itu mendominasi di Universitas tersebut.

3. Martin Buber, adalah filsuf Jerman kelahiran Austria yang terkenal dengan filsafat dialognya, yakni suatu pemikiran eksistensialisme yang fokus kepada pembedaan antara hubungan Aku-itu dan Aku-Engkau. Ia lahir di Wina, Austria pada tanggal 8 februari 1878 dan meninggal pada tanggal 13 juni 1965 di Talbiya, Yerussalem, Israel. Buber berasal dari keluarga Yahudi taat, namun ia memisahkan diri dari tradisi Yahudi untuk mempelajari filsafat secara sekuler.

4. Martin Heidegger, dilahirkan di Jerman tanggal 26 September 1889 dan meninggal di Freiburg, Jerman 26 Mei 1976. Martin Heidegger merupakan seorang filsuf asal Jerman, ia belajar di Universitas Freiburg dibawah Edmund Husserl, penggerak fenomenologi yang kemudian menjadi seorang profesor disana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline