Sebagaimana yang kita dengar pada kebanyakan orang memberi julukan NTT sebagai provinsi ternak sapi terbaik. Bahkan Direktur Jenderal PKH-pun menyebutkan bahwa kepanjangan dari NTT, selain Nusa Tenggara Timur yakni Nusa Ternak Terbaik.
Faktanya, salah satu daerah dengan jumlah produksi sapi potong yang hampir separuhnya mencapai kebutuhan daging sapi tingkat nasional, terutama bagian Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), yakni diraih dan dipenuhi kebutuhan daging sapinya oleh Nusa Tenggara Timur.
Untuk meningkatkan jumlah sapi potong guna mencapai swasembada pakan ternak dan kesejahteraan gembala, pemerintah mengembangkan model pengembangan ternak kecil melalui pendekatan SPR. SPR ini dikenal sebagai salah satu metode untuk memberdayakan masyarakat.
Dalam hal ini para gembala mengelola peternakan bersama yang berorientasi komersial sehingga dapat berfungsi sebagai alat pengembangan ternak terpadu untuk peternakan. Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya SPR akan tercipta para peternak/gembala yang mampu memproduksi dan memasok daging ke daerah lain tanpa melakukan impor.
Suksesi acara panen sapi dipenuhi dengan berbagai kegiatan, antara lain simbolisasi penimbangan sapi yang akan dibeli pedagang, penyerahan pedet secara simbolis dengan bantuan pemerintah sebagai hasil intervensi inseminasi buatan (IB).
Dalam konteks ini, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan menyiapkan IB sebagai pengantar langkah-langkah teknis. Pengusaha yang telah bekerja sama dengan koperasi BIBOS untuk turut serta membantu peternak dihadirkan dengan memberikan sapi penyelamat betina produktif untuk reproduksi lebih lanjut dalam sistem kebisingan.
Pemerintah masih terus berusaha membenahi sistem distribusi serta tata niaga yang masih disebut kurang efektif, termasuk memfasilitasi pengangkut sapi khusus. Tak hanya membenahi aspek tata niaga, pemerintah juga berupaya mengembangkan peternakan dan produktivitasnya melalui berbagai upaya.
Adapun upaya tersebut tak lain yakni Gertak Birahi Inseminasi Buatan (GBIB) dan pembelian anak sapi yang direncanakan pemerintah mendatangkan 50.000 ekor sapi indukan pada tahun 2016, juga untuk menyelamatkan sapi produktif.
Disamping itu, merupakan tugas pemerintah kota untuk melindungi equilibrium struktur ternak dan memulai pembentukan daerah mata air benih di daerah dengan kepadatan ternak yang tinggi. Harapannya, semakin meningkat jumlah ternak dan produktivitasnya, maka akan sangat membantu peningkatan ketersediaan daging sapi Indonesia dan konsumen juga bisa memperoleh harga daging sapi yang terjangkau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H